SEJARAH PERADABAN ISLAM
Kartika Sari, M.Hum
BAB 1
MENGENAL KONSEP DASAR SEJARAH PERADABAN ISLAM
A. PENGERTIAN SEJARAH
Pengertian sejarah dalam artian sebuah kajian ilmu pengetahuan lebih luas dan mendalam dari sekedar peristiwa. Dalam sejarah, fakta-fakta menunjukkan benda-benda, peristiwa-peristiwa,
kegiatan-kegiatan manusia baik perorangan maupun kelompok, tanggal-tanggal dari
peristiwa, dan lokasi atau tempat kejadian yang benar-benar ada atau pernah terjadi. pengertian sejarah dapat disimpulkan
bahwa sejarah adalah penelitian terhadap semua aspek kehidupan
manusia pada masa lalu, seperti politik, sosial, ekonomi, ilmu
pengetahuan, hukum, seni, budaya, peradaban, pemikiran, dan lain
sebagainya. Dengan demikian, semua hal yang berkaitan dengan manusia
dan masa lalu merupakan kajian dari sejarah. Oleh sebab itu, sejarah
memiliki kaitan dengan ilmu-ilmu lainnya, terutama ilmu-ilmu yang
mengkaji manusia, seperti politik, hukum, ekonomi, dan lainnya. Ilmu-ilmu tersebut dapat digunakan sebagai alat bantul untuk
memperdalam fakta-fakta sejarah.
B. Pengertian Peradaban Islam
Istilah peradaban juga dipakai untuk mengungkapkan suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi,
seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan ilmu pengetahuan
yang maju dan kompleks. (Supriyadi, 2008: 18)
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa
kebudayaan Islam adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan
akal manusia muslim. Adapun peradaban Islam adalah kebudayaan
Islam yang bernilai tinggi. (Musyrifah, 2003: 3)
C. Pengertian Sejarah Peradaban Islam
Dari pengertian sejarah dan peradaban Islam di atas maka dapat
dirumuskan pengertian tentang Sejarah Peradaban Islam, yaitu:
1. Keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan
peradaban Islam dari waktu ke waktu, sejak zaman kelahiran
Islam sampai dengan masa sekarang.
2. Cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, baik dari
segi ide, pemikiran, konsepsi, institusi, dan operasionalisasi
sejak zaman Nabi Muhammad Saw. sampai sekarang.
D. RUANG LINGKUP SEJARAH PERADABAN ISLAM
Ruang lingkup sejarah peradaban Islam berkaitan erat dengan objek
kajian sejarah. Objek kajian sejarah peradaban Islam adalah fakta-fakta
pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, baik formal,
informal, dan non formal serta baik individual maupun kelompok. Cabang dari ilmu pengetahuan, khususnya
ilmu sosial, objek sejarah peradaban Islam umumnya tidak jauh berbeda
dengan yang dilakukan oleh ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti mengenai
sifat-sifat yang dimilikinya. Yang membedakan sifat sejarah dengan ilmu sosial lainnya adalah sejarah bersifat memanjang dalam waktu sedangkan ilmu
sosial meruang dalam waktu.
E. METODE DAN METODOLOGI SEJARAH
Metode adalah cara, prosedur, atau
teknik melakukan penyelidikan sistematis yang dipakai oleh suatu ilmu
atau disiplin tertentu (misalnya sejarah) untuk mendapatkan objek
(fakta-fakta sejarah) yang diteliti. Sementara, metodologi adalah suatu
cabang filsafat yang berhubungan dengan ilmu tentang metode atau
prosedur. Dengan demikian, metode dan metodologi adalah dua fase
kegiatan yang berbeda untuk tugas yang sama. (Sjamsuddin, 2007: 14) Menurut Sartono Kartodirdjo metode adalah bagaimana orang
memperoleh pengetahuan (how to know) dan metodologi adalah
mengetahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know).
Kartodirdjo, 1992: ix) Dalam kaitannya dengan ilmu sejarah, dengan
sendirinya metode sejarah ialah bagaimana mengetahui sejarah,
sedangkan metodologi sejarah adalah mengetahui bagaimana
mengetahui sejarah. Metode dalam ilmu sejarah
adalah heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Metodologi dalam ilmu sejarah sampai saat ini secara garis
besar terbagi menjadi tiga bagian, yaitu metodologi narrative,
metodologi struktural, dan metodologi strukturistik.
F. PERIODESASI SEJARAH PERADABAN ISLAM
Sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah
peradaban Islam dimulai ketika Rasulullah Saw. mulai menerima wahyu.
Namun, sebagian lagi berpendapat bahwa sejarah peradaban Islam
dimulai sejak Rasulullah hijrah ke Madinah. Dua pendapat ini secara
langsung akan berakibat kepada kerunutan dalam penulisan sejarah
peradaban Islam.
G. MANFAAT SEJARAH PERADABAN ISLAM
Manfaat umum yang dapat diperoleh dalam mempelajari
sejarah peradaban Islam adalah sejarah dapat digunakan sebagai
keteladanan, cermin pembanding, dan perbaikan keadaan.
Adapun kegunaan sejarah peradaban Islam yang bersifat
akademis adalah:
1. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan
perkembangan peradaban Islam, sejak zaman kelahirannya
sampai masa sekarang;
2. Mengambil manfaat dari proses perkembangan peradaban
Islam sehingga dapat memecahkan berbagai masalah
peradaban umat Islam saat ini;
3. Memiliki sikap positif terhadap perubahan-perubahan dan
pembaruan-pembaruan dalam proses perkembangan peradaban Islam. Hal itu dikarenakan sejarah menunjukkan
bahwa dalam sejarah peradaban Islam pembaruan bukan
merupakan hal yang asing, aneh, dan dilarang tetapi hal
yang didukung demi kemajuan peradaban Islam;
4. Melaksanakan teori dan ilmu pengetahuan yang didapat
dari peradaban Islam masa lampau yang masih dapat
diaplikasikan pada masa sekarang.
BAB 2
BANGSA ARAB MENJELANG KELAHIRAN ISLAM
Bangsa Arab adalah bangsa yang saat ini menghuni wilayah Timur
Tengah. Pada masa menjelang kelahiran Islam, bangsa Arab adalah
bangsa yang tidak dikenal di ―peta dunia‖. Artinya mereka adalah
bangsa yang tidak memiliki peran besar dalam peradaban manusia. Oleh
karena itulah, mereka tidak dianggap oleh bangsa-bangsa lainnya. Dari
sisi peran dalam peradaban manusia mereka kalah jauh dengan
tetangganya yaitu bangsa Persia.
Hal yang menyebabkan bangsa Arab menjelang kelahiran Islam
tidak memiliki peran besar dan signifikan dalam peradaban manusia
dikarenakan budaya jahiliyah mereka.
A. KEYAKINAN MASYARAKAT ARAB PRA-ISLAM DAN KEDUDUKAN KA’BAH
Paganisme atau menyembah berhala merupakan agama mayoritas Arab
pra-Islam. Terdapat tiga berhala besar yang disembah orang Arab pra
Islam yaitu Uzza, Latta, dan Manat. Selain ketiga berhala besar itu masih
terdapat 300-an berhala yang diletakkan disekitar Ka‘bah. Berhalaberhala tersebut dibuat oleh mereka sesuai dengan kepentingan dan
tujuan hidup mereka. Bagi bangsa Arab, sebelum mereka melakukan
aktifitas sehari-hari mereka akan menemui berhala-berhala mereka untuk meminta perlindungan.
B.KEHIDUPAN BANGSA ARAB PRA-ISLAM
Bangsa Arab pra-Islam hidup dengan berternak dan berdagang.
Beternak identik dengan Arab pedalaman dan berdagang identik dengan
Arab perkotaan. Mereka yang beternak sangat mengandalkan lembahlembah subur (oase) untuk mengembalakan binatang ternaknya karena
hanya di oase itulah terdapat air dan rumput-rumput subur.
Dikarenakan oase tidak ada di semua tempat di jazirah Arab maka
acapkali oase menjadi rebutan suku-suku Arab sehingga memicu
peperangan. Bagi suku yang memenangi peperangan maka mereka akan
menguasai oase tersebut. Sementara yang kalah akan pergi mencari oase yang lain. Inilah salah satu penyebab mengapa bangsa Arab pra-Islam
dikenal sebagai bangsa nomaden(tidak menetap).
BAB 3
MUHAMMAD SANG NABI
Muhammad dilahirkan pada tahun 570 M, menurut Hitti tahun 571 M
(Hitti, 2010: 139), ketika pasukan gajah Abrahah menyerang Mekkah
guna menghancurkan Ka‘bah. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul
Mutahlib dan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Ayah Muhammad
saw wafat ketika Muhammad masih berada dalam rahim ibundanya.
Adapun ibunya meninggal enam tahun kemudian pada saat dalam
perjalanan pulang ke Mekkah sehabis mengunjungi paman-paman
ayahnya, yakni Bani Najjar, di Yastrib.
Pada saat berusia 25 tahun, Muhammad bekerja sebagai
pedagang yang membawa dagangan penduduk Mekkah ke luar negeri.
Pada waktu itu, dagangan yang dibawa Muhammad adalah dagangan
milik Khadijah, seorang saudagar perempuan terkaya di Mekkah yang
hidup menjanda. Pada saat Muhammad mengajukan dirinya untuk
membawa daganganya ke Syam dengan senang hati Khadijah
menyetujuinya. Khadijah sadar dan tahu bahwa ia akan mendapatkan
keuntungan besar karena dagangannya dibawa oleh orang yang bergelar
Al-Amiin. Dalam perdagangan yang dilakukan Muhammad di Syam,
diperoleh keuntungan yang besar atau berlipat ganda. Muhammad juga
membeli barang-barang dari Syam untuk dijual di Mekkah dengan harga
berlipat ganda. Semasa hidup dengan Khadijah inilah Muhammad menerima
wahyu pertama dari Allah Swt. Ketika itu ia berusia sekitar 40 tahun.
Sejarah mencatat bagaimana dukungan besar Khadijah terhadap Nabi
ketika itu. Pada saat semua orang tidak perduli dan tidak percaya
dengan kenabiannya, Khadijah menjadi orang pertama yang perduli dan
percaya dengan kenabiannya itu. Dukungan Khadijah kepada Nabi
tidak hanya hartanya yang siap ia berikan berapa pun Nabi mau, tetapi bahkan Khadijah rela mengorbankan jiwa dan raganya demi Nabi
Muhammad, suaminya tercinta. sosok Muhammad Sang Nabi. Meskipun ia adalah
manusia yang tidak jauh berbeda dengan manusia-manusia lainnya
namun ia adalah sosok yang sempurna untuk dijadikan tauladan bagi
semua umat manusia. Sebagai seorang pemimpin dan negarawan ia
adalah sosok yang sempurna untuk dijadikan panutan bagi pemimpinpemimpin di dunia. Sebagai seorang ayah dan suami ia menjadi pribadi
yang paripurna untuk anak-anak dan istrinya. Dan sebagai seorang Nabi
ia menjadi uswatun hasanah untuk umatnya. Dalam sosok Nabi
Muhammad Saw. dapat ditemukan pribadi seorang negarawan, ayah,
suami, sekaligus Nabi atau pemimpin umat Islam. Semoga kita semua
dapat meneladani Nabi kita tercinta, Muhammad Saw.
Pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal 11 H, setelah 13 hari ia
mengeluh sakit, Nabi Muhammad Saw. berpulang ke rahmatullah. Ia
meninggal di pangkuan istrinya, Aisyah. Pada saat menghembuskan
nafas terakhirnya ini, Nabi hanya mengenakan dua lembar pakaian,
yakni selembar baju lapuk dan selembar sarung tebal. Hanya dengan
itulah manusia paling mulai ini menghadap Allah Swt. (Abazhah, 2011:
375).
BAB 4
ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD
A. MISI KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW
Sebelum menerima wahyu kerasulannya, Muhammad sering melakukan
kontemplasi (perenungan) di gua Hira. Dalam perenungannya itu,
Muhammad memikirkan kondisi masyarakat Arab yang gemar
melakukan kekerasan dan menyembah berhala. Perenungan itu sebagai
usaha Muhammad dalam mencari jawaban terhadap kondisi masyarakat
Arab ketika itu. Usaha Muhammad itu kemudian memperoleh hasilnya.
Tepat berusia 40 tahun, Muhammad menerima wahyu dari Allah. Sejak
saat itu, Muhammad resmi menyandang status sebagai Rasulullah
(utusan Allah). Misi Nabi Muhammad yang termaktub dalam ajaran Islam
berhasil membawa bangsa Arab yang sebelumnya barbar dan tidak
dikenal oleh bangsa lainnya menjadi bangsa yang maju dan menguasai
dunia. Ia berhasil merubah kehidupan bangsa Arab dari berbagai sisi
dan keadaan. Inilah yang membuat Nabi menjadi sosok yang dikenal
sebagai sosok agung dan besar dalam dalam sejarah manusia.
B. PERIODE MEKKAH
Pertama dakwah sirriyyah (sembunyi-sembunyi). Dakwah ini
berlangsung selama tiga tahun. Dalam dakwah ini Rasulullah
mendakwahkan ajaran Islam terbatas kepada keluarganya. Rasulullah
belum mengetahui cara berdakwah ke kaum Quraisy. Dalam dakwah
secara sembunyi-sembunyi ini Rasulullah berhasil mengislamkan
Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, dan Abu Bakar Siddiq.
Melalui Abu Bakar inilah beberapa orang (teman-teman Abu Bakar)
dari kalangan Quraisy ikut mengucapkan dua kalimat syahadat. Mereka
adalah Usman bin ‗Affan, Abdurrahman bin ‗Auf, Talhah bin
‗Ubaidillah, Sa‘d bin Abi Waqqash, dan Zubair bin ‘Awwam. Kemudian
menyusul pula Abu ‗Ubaidah bin Djarrah, dan banyak lagi yang lain dari
penduduk Mekah.
Kedua dakwah secara terang-terangan. Dakwah ini dimulai dari
permulaan tahun keempat kenabian sampai Rasulullah hijrah ke
Madinah. Dalam dakwah secara terang-terangan ini Rasulullah
menerima banyak perlakuan yang tidak menyenangkan. Bahkan,
perlakuan penduduk Mekkah kepada Rasulullah dan pengikutnya
semakin buas dan beringas. Bilal menjadi salah satu korban
keberingasan penduduk Mekkah di mana ia disiksa di bawah batu agar
ia meninggalkan keyakinannya. Tidak hanya penghinaan dan pelecehan
yang diterima pemeluk agama baru ini, ancaman kematian juga harus
mereka terima. Namun, penghinaan dan pelecehan itu tidak
menyurutkan semangat umat Islam yang masih sedikit. Justru semua itu
menjadi penyemangat dan penebal keimanan mereka. Untuk
menghindari hal terburuk akhirnya umat Islam yang masih sedikit itu
hijrah ke Madinah.
C. PERIODE MADINAH
Dakwah di luar Mekkah atau di Madinah dimulai dari penghujung tahun
kesepuluh kenabian sampai akhir hayat Rasulullah. Hijrah Rasulullah
dan ummat Islam ke Madinah tidaklah terwujud begitu saja. Ada
kondisi yang mendukung terjadinya hijrah tersebut, yaitu Bai`at Aqabah
(pertama dan kedua). Maksud penduduk Yastrib mengundang
Rasulullah datang ke negerinya adalah guna mendamaikan pertikaian
antar suku yang tidak kunjung berhenti. Dengan adanya Rasulullah
diharapkan pertikaian itu dapat berhenti. Peta demografis Madinah saat
itu adalah sebaagai berikut: (1) Kaum Muslimin yang terdiri dari
Muhajirin dan Anshar, (2) Anggota suku Aus dan Khazraj yang masih
berada pada tingkat nominal muslim, bahkan ada yang secara rahasia
memusuhi Rasulullah, (3) Anggota suku Aus dan Khazraj yang masih
menganut paganisme, (4) Orang-orang Yahudi yang terbagi dalam tiga
suku utama: Banu Qainuqa, Banu Nadhir, dan Banu Quraizha.
Kemajemukan komunitas Madinah membuat Rasulullah
melakukan negosiasi dan konsolidasi melalui perjanjian tertulis yang
terkenal dengan "Piagam Madinah". Piagam Madinah sesungguhnya
merupakan rangkaian penting dari proses berdirinya negara Madinah,
meskipun Rasulullah, selaku "mandataris" Piagam Madinah tidak pernah mengumumkan bahwa beliau mendirikan negara, dan tak
satupun ayat Qur'an yang memerintahkan beliau untuk membentuk
suatu negara.
BAB 5
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KHULAFA ALRASYIDIN
A. KHALIFAH ABU BAKAR
Abu Bakar diperkirakan lahir pada tahun 573 M. Nama lengkapnya
adalah Abu Bakar bin Abdullah bin Abi Quhafah bin Utsman bin Amr
bin Masud bin Taim bin Murah bin Ka‘ab bin Lu‘ay bin Ghalib bin
Fihr al-Quraisy at-Tamimi. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah pada
kakeknya Murrah ibn Ka'ab ibn Lu'ai. Ibu Abu Bakar adalah Ummu alKhair Salma bint Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang
berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim.
Panggilan Abu Bakar sebelum memeluk Islam adalah Abdul
Ka'bah, hamba Ka'bah. Setelah memeluk Islam, Rasulullah kemudian
mengubah panggilan itu menjadi Abdullah, hamba Allah. Rasulullah
juga memberikan ash-Shiddiq, yang berkata benar, kepada Abu Bakar
karena dia percaya 100% peristiwa Isra Mi‘raj Rasulullah. Gelar itulah
yang kemudian melekat sampai sekarang sehingga dikenal dengan nama
Abu Bakar ash-Shiddiq. Abu Bakar meninggal diperkirakan pada
tanggal 21 Jumadil Akhir 13 H atau 23 Agustus 634 M.
a. Pribadinya dan Tsaqifah Bani Sa‘idah
Abu
Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk Islam. pada saat Rasullullah mengajaknya
masuk ke agama Islam dia langsung menerimanya karena dia percaya
apa yang dikatakan Nabi itu pasti benar. Sikap ini pula yang ditunjukkan
Abu Bakar ketika mempercayai peristiwa Isra Mi‘raj Nabi. Pengorbanan Abu Bakar terhadap Islam sudah banyak diakui
oleh sejarawan. Berkat dia, banyak teman-teman dekatnya yang masuk
Islam. Peristiwa Tsaqifah Bani Saidah juga menjadi bukti
pengorbanan besar Abu Bakar dalam Islam setelah meninggalnya Rasul. Dengan diangkatnya Abu Bakar menjadi khalifah maka potensi
perpecahan umat Islam dapat terhindarkan. Semua pihak dapat
menerima Abu Bakar sebagai khalifah pengganti Nabi, termasuk Ali bin
Abi Thalib.15 Dalam memimpin umat Islam yang masih sangat muda Abu Bakar berpegang penuh terhadap apa yang dilakukan oleh Nabi.
Dia akan menolak dan menindak tegas setiap tindakan yang
bertentangan dengan ketentuan yang telah digariskan oleh Nabi.
b. Tantangan di Awal Masa Kekhlifahannnya
Pada masa awal pemerintahan Abu Bakar banyak menemui tantangan. Suku-suku yang masuk kepada agama Islam pada masa Nabi
Muhammad hidup ada yang kembali murtad. mereka masuk
kepada agama Islam hanya dikarenakan alasan terdesak oleh
semakin kuatnya umat Islam yang dipimpin oleh Nabi. Untuk
menghindari kekuatan umat Islam itu maka mereka masuk Islam.
Namun, setelah Nabi meninggal maka mereka kembali kepada agama
nenek moyangnya. Mereka beralasan kewajiban
membayar zakat hanya ada pada saat Nabi masih hidup. Dengan
demikian, meninggalnya Nabi sekaligus menggugurkan kewajiabn zakat
tersebut. Selain itu, tantangan muncul juga dari nabi-nabi palsu yang
bermunculan pasca meninggalnya Nabi. Melihat apa yang dilakukan oleh para pembangkang tersebut, dia mengirimkan
pasukan untuk memerangi para murtadin tersebut. Akan tetapi, perang
terhadap kaum itu
menyebabkan banyak para penghafal Alquran yang meninggal dunia.
Menurut catatan sejarah, dalam perang Yamamah saja sebanyak 70
orang penghafal Alquran meninggal dunia atau mati syahid. (Al-Hamidi,
1957: 63) Namun, perang ini berhasil meredam ―masalah‖ internal
dalam tubuh Islam. Keberhasilan ini selanjutnya mempermudah
khalifah setelahnya dalam menyebarkan Islam.
c. Perluasan Daerah Islam
Pada masa khalifah Abu Bakar usaha perluasan wilayah Islam
diintensifkan. Khalid bin Walid dan Mutsanna bin Haritsah dipilih Abu Bakar memimpin tentara Islam dalam perang melawan Persia. Tentara
ini berhasil merebut beberapa daerah penting di Irak. Sementara itu,
dalam menghadapi kekuatan Romawi Abu Bakar memilih empat
panglima Islam, yaitu Amr bin Ash di front Palestina, Yazid bin Abi
Sufyan di front Damaskus, Abu Ubaidah di front Hims, dan Syurahbil
bin Hasanah di front Yordania. Perjuangan pasukan-pasukan ini baru
tuntas pada masa pemerintahan Umar bin Khattab.
d. Peradaban Islam Pada Masa Abu Bakar
Pada masa Abu Bakar tindakan terbesar yang dia lakukan adalah
melakukan konsolidasi ke dalam internal umat Islam. Selain itu, prestasi
terbesarnya adalah menghimpun Alquran atas saran Umar ibn Khattab. Sebagaimana diketahui, Al-Quran masa itu masih tercecer di pelepah kurma, kulit binatang, tulang dan hafalan para sahabat. Sementara itu semua bisa hilang da musnah. Kondisi itulah yang menyebabkan Umar memberi saran kepada Abu Bakar untuk memerintahkan pengumpulan Al-Quran. Awalnya Abu Bakar tidak langsung menerima saran Umar. Dia menolak dengan alasan "patutkah saya membuat sesuatu yang tidak dibuat Rasulullah?" (Al-Hamidi, 1957:64) Abu Bakar meminta saran Zaid bin Tsabit, sekertaris Nabi. Zaid mengemukakan alasan yang sama seperti Abu Bakar. Akan tetapi Umar terus mendesak karena menurutnya pasti ada kebaikan dalam tindakan itu. Melihat kuatnya Umar mendesak akhirnya Abu Bakar menerima sarannya dan segera memerintahkan para sahabat penulis dan penghafal Al-Qur'an mengumpulkan Alquran. Pada masa Abu Bakar inilah Alquran berhasil disatukan. Alquran ini menjadi kitab pedoman bagi umat Islam ketika itu. Adapun dalam bentuk pemerintahan, Abu Bakar berusaha
mewujudkan keadilan dan kesejahteran sosial umat Islam. Realisasinya adalah dengan mengelola zakat, sedekah, infak, harta rampasan perang,
dan pajak dari non-muslim. Pengelolaan itu ditangani oleh satu badan
yang bernama Baitul Mal. Badan inilah yang bertugas membagikan
pendapatan negara tersebut kepada umat Islam sesuai dengan Alquran.
B. KHALIFAH UMAR IBN KHATTAB
Umar ibn Khattab memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin
Nufail bin Abdl Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin
‗Adi bin Ka‘ab bin Lu‘ay. Dia dilahirkan di Mekkah sekitar tahun 586
M. Ibunya bernama Hantamah binti Hasyim. Umar meninggal di
Madinah pada 27 Zulhijjah 23 H atau bertepatan dengan 7 November
644 M. Menurut sejarawan Umar ditikam oleh seorang budak Persia
bernama Abu Lukluk (Fairuz) yang memiliki dendam pribadi
kepadanya, yaitu dendam dan sakit hati karena kekalahan Persia, pada
waktu menunaikan salat Subuh. Akibat tikaman itu Umar jatuh sakit
dan akhirnya meninggal dunia. Pada masa mudanya, Umar merupakan sedikit di antara pemuda Arab
yang bisa membaca dan menulis. Selain kemampuan intelektualnya itu,
Umar juga dikenal dengan kekuatan fisiknya. Kecemerlangan dan kekuatan Umar terbukti sangat berguna bagi
kemajuan umat Islam. Di tangannya lah panji-panji ajaran Islam
tersebar ke seantero jazirah Arab, bahkan berhasil merobohkan
kokohnya benteng Persia.
a. Pribadi dan Pengangkatannya Sebagai Khalifah
Sebelum masuk Islam, Umar merupakan salah satu orang yang paling
ditakuti oleh orang-orang yang telah masuk Islam. Karena
kepribadiannya itu, Umar memiliki keinginan yang kuat dalam
menentang Islam. Bahkan, dia berkeinginan untuk membunuh Rasul.
Namun, setelah masuk Islam kepribadian Umar berubah 180 derajat.
Dia berubah menjadi sosok yang sangat setia dan gigih dalam membela
Rasul dan agama Islam. Pengangkatan Umar sebagai khalifah melalui proses
penunjukan langsung oleh Abu Bakar setelah Abu Bakar berkonsultasi
dengan beberapa sahabat utama, seperti Abdurrahman bin Auf, Utsman
bin Affan, dan Asid bin Hadhir. Umar diangkat menjadi khalifah pada
hari Selasa tanggal 22 Jumadil Akhir 13 H bertepatan dengan tanggal 23
Agustus 634 M. Dia memimpin umat Islam selama lebih kurang 10
tahun. Dalam rentang waktu 10 tahun itulah Umar berhasil
membangun kejayaan Islam.
b. Perluasan Wilayah Pada Masa Umar
Michael Hart (1982) berkata:
Keberhasilan `Umar betul-betul mengesankan. Sesudah Nabi
Muhammad, dia merupakan tokoh utama dalam hal penyerbuan
oleh Islam. Tanpa penaklukan-penaklukannya yang secepat kilat,
diragukan apakah Islam bisa tersebar luas sebagaimana dapat
disaksikan sekarang ini. Lebih-lebih, kebanyakan daerah yang
ditaklukkan dibawah pemerintahannya tetap menjadi Arab hingga
kini. Jelas, tentu saja, Muhammad lah penggerak utamanya jika dia
harus menerima penghargaan terhadap perkembangan ini. Tetapi,
akan merupakan kekeliruan berat apabila kita mengecilkan saham
peranan `Umar. Penaklukan-penaklukan yang dilakukannya
bukanlah akibat otomatis dari inspirasi yang diberikan Muhammad.
Perluasan mungkin saja bisa terjadi, tetapi tidaklah akan sampai
sebesar itu kalau saja tanpa kepemimpinan `Umar yang brilian.
Perkataan Hart di atas sudah tidak diragukan lagi
kebenarannya. Banyak sejarawan yang mengamini pernyataan Hart
tersebut. Pada masa Umar, dua kekuatan besar dunia pada masa itu,
yaitu Romawi dan Persia, berhasil dibuat bertekuk lutut. Bahkan, Persia
berhasil dibuat Umar menghilang selama-lamanya dari dunia.
c. Kepemimpinan Umar
Umar memimpin satu negara baru yang memiliki kekuasan yang luas
dan besar. Sebagai seorang pemimpin, Umar memiliki pandangan yang
sangat maju atau visioner. Ia juga seorang pembaru yang berani
melakukan terobosan-terobosan demi kemajuan umat Islam. Salah satu
terobosan penting yang dilakukan Umar adalah keberaniannya dalam
berijtihad dan menafsirkan Alquran serta Hadits Nabi. Ia seorang
pemimpin yang bisa melihat situasi dan kondisi masyarakatnya dalam
menegakkan suatu hukum.
Alquran dengan
jelas memerintahkan untuk memotong tangan seorang yang melakukan
pencurian. memerintahkan untuk memotong tangan seorang yang melakukan
pencurian. Umar tidak melakukan potong tangan itu bukan bermaksud
tidak menaati Alquran, tetapi dia mempunyai penafsiran bahwa si
pencuri tidak boleh dihukum potong tangan apabila dia melakukan
pencurian dengan terpaksa. Dengan kata lain si pencuri melakukan
pencurian hanya mengisi perutnya yang lapar. Lebih jauh Umar memiliki argumen tidak memotong tangan si
pencuri dikarenakan harta yang dicuri itu adalah miliki tetangganya yang
kaya tetapi tidak memberikan bantuan kepada si pencuri. Umar memberikan contoh yang jelas kepada umat muslim bahwa
ijtihad adalah hal terpenting dalam kehidupan. Tanpa ijtihad kehidupan umat Islam akan terbelakang karena tanpa ijtihad pikiran akan menjadi
beku (jumud).
d. Peradaban Islam Pada Masa Umar
kepemimpinannya pasukan Islam berhasil menguasai banyak wilayah.
Keberanian Umar lah menyebabkan Kekaisaran Persia berhasil
bertekuk lutut kepada pasukan Islam. Padahal, ketika itu pasukan Islam
adalah pasukan yang tidak ada apa-apanya, baik dari segi jumlah dan
perlengkapan perang, bila dibandingkan dengan pasukan Persia. Tetapi,
berkat kepemimpinan Umar, pasukan Persia berhasil dikalahkan dan
wilayah Persia menjadi wilayah kekuasaan Islam hingga sampai
sekarang.
Pada masa Umar sistem administrasi pemerintahan diatur
dengan rapi dan sistematis agar wilayah kekuasaan yang luas dapat
berjalan dengan baik. Umar membentuk beberapa lembaga untuk
mendukung kelancaran pemerintahannya. Lembaga-lembaga itu di
antaranya adalah:
1. Baitul Mal (Lembaga Keuangan Negara)
2. Dewan al-Jund (Lembaga militer
3. Nazar al-Nafiat (Lembaga Pekerjaan Umum)
4. Dewan al-Addats (Lembaga Kepolisian)
5. Dewan al-Kharraj (Lembaga Pajak)
Selain pembentukan lembaga-lembaga tersebut, Umar juga
membentuk satu sistem peradilan yang tegas dan adil. Di antara
peraturan perundang-undangan dalam sistem peradilan Umar adalah
hakim harus memahami kasus baru kemudian memutuskan kasus itu,
kebenaran dan keadilan adalah masalah universal, dan larangan
bersidang ketika sedang emosional. Umar juga menegaskan bahwa
semua orang sama di muka hukum sehingga hukum harus ditegakkan
kepada siapa pun, termasuk kepada dirinya sendiri. Masih banyak lagi
peraturan-peraturan peradilan yang relevan diterapkan pada masa
sekarang.
C. KHALIFAH UTSMAN IBN AFFAN
Utsman ibn Affan lahir di Taif sekitar tahun 579 M. Nama lengkapnya
adalah Utsman bin Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abd alManaf al-Quraisy. Ibu Utsman adalah Urwy bint Kuraiz bin Rabi‘ah bin
Habib bin Abdi asy-Syam bin Abd al-Manaf. Utsman berasal dari klan
Umayyah, salah satu klan terhormat dalam suku Quraisy. Utsman
termasuk orang pertama yang menerima ajaran Islam. Dia masuk Islam
setelah Abu Bakar mengajaknya. Tanpa berpikir panjang Utsman
menerima ajakan Abu Bakar tersebut dan mengucapkan syahadat di
hadapan Nabi. Utsman meninggal pada 18 Zulhijjah 35 H atau
bertepatan dengan 17 Juli 656 M di Madinah. Menurut sejarawan
Utsman meninggal dibunuh oleh para demonstran di rumahnya ketika
sedang membaca Alquran.
Sebagai generasi pertama yang masuk Islam, Utsman turut serta
merasakan getirnya cacian dan hinaan penduduk Mekkah. Dia
kemudian hijrah ke Abesinia bersama dengan istrinya atas perintah
Nabi. Utsman dikenal sebagai sosok yang saleh. Pada siang hari Utsman
berpuasa dan pada malam hari untuk salat. Utsman juga sangat gemar
membaca Alquran bahkan sampai kematian menjemputnya Alquran
berada dalam pangkuannya.
a. Pribadi dan Pengangkatannya Sebagai Khalifah
Utsman dikenal sebagai saudagar kaya yang dermawan dan saleh. Utsman mendapat gelar
Dzun Nurain karena menikahi dua putri Rasul, yaitu Ruqayyah dan
Ummu Kultsum.
Utsman diangkat menjadi khalifah menggantikan Umar setelah tiga
hari jenazah Umar dikuburkan. Proses pengangkatannya melalui dewan
formatur yang telah ditunjuk oleh Umar.
Menurut wasiat Umar keenam anggota itu memilih satu di
antara mereka untuk menjadi penggantinya. Rincian mekanisme
pemilihannya adalah (1) yang berhak menjadi khalifah adalah yang
memiliki suara terbanyak, (2) apabila suara berimbang, maka Abdullah
bin Umar yang berhak menentukannya. Dalam hal ini, Abdullah bin
Umar menjadi anggota dewan formatur yang tidak memiliki hak dipilih,
tapi hanya hak memilih. (3) jika calon Abdullah bin Umar tidak
diterima, calon yang dipilih Abdurrahman bin Auf yang harus diangkat
menjadi khalifah. Jika masih ada yang menentang keputusan itu, maka
penentang itu dapat dibunuh (Ibrahim Hasan, 1954: 254-255). Setelah
melalui rapat maka akhirnya terpilihnya Utsman ibn Affan sebagai
khalifah ketiga. Utsman memerintah selama lebih kurang 12 tahun.
b. Perluasan Wilayah Pada Masa Utsman
Pemerintahan
Utsman berhasil memperluas wilayah kekuasaannya ke daerah Kabul,
Herat, Ghazni, Asia Tengah, Armenia, Tunisia, Cyprus, dan Rhodes.
Sebagian wilayah Persia yang memberontak juga berhasil dipadamkan
oleh Utsman.
Pada masa Utsman terjadi peperangan yang belum pernah
terjadi pada masa Nabi, Abu Bakar, maupun Umar. Peperangan itu
dinamakan dengan Perang Zatis Sawari (Perang Tiang Kapal).
Peperangan yang terjadi di Laut Tengah dekat kota Iskandariyah
melibatkan pasukan Romawi di bawah pimpinan Kaisar Constantine
dan pasukan Islam di bawah pimpinan Abdullah bin Abi Sarah.
Dikatakan peperangan ini belum pernah terjadi pada masa sebelumnya
dikarenakan sebelumnya peperangan yang dilakoni pasukan Islam hanya
terjadi di daratan. Sementara peperangan Zatis Sawari ini terjadi di
lautan.
c. Kodifikasi Alquran
Pada masa pemerintahannya, Khalifah Utsman telah melakukan suatu
tindakan yang sangat besar dalam sejarah Islam, yaitu kodifikasi
(pembukuan) Alquran.
Untuk menjaga jangan sampai ada yang dikurangi atau ditambah dalam
bacaannya dan untuk menjaga jangan sampai bertukar ayat-ayat Alquran
atau berbubah susunannya maka sebagian sahabat mengusulkan kepada
Utsman untuk membukukan Alquran. (Al-Hamidi, 1957: 68-69) Mereka
mengusulkan agar Alquran yang hanya satu buah itu diperbanyak
menjadi beberapa buah.
Setelah melalui proses yang panjang akhirnya lima Alquran berhasil dibuat. Alquran pertama
disimpan di Madinah. Adapun Alquran yang lainnya dikirim ke Mekkah,
Damaskus, Basrah, dan Kufah. Utsman juga memerintahkan untuk
membakar lembaran-lemabran Alquran yang belum lengkap agar tidak
terjadi perselisihan di kemudian hari. Alquran hasil kodifikasi Utsman
inilah yang dikenal umat Islam dengan nama Mushaf Utsmani atau
Mushaf al-Imam.
d. Tuduhan Nepotisme
Menurut kalangan
yang menuduh Utsman nepotisme, dia menunjuk orang-orang
terdekatnya menjadi pejabat-pejabat dan gubernur di beberapa wilayah.
Selain itu, reformasi ekonomi yang dilakukan oleh Utsman menurut
penentangnya dianggap hanya menguntungkan keluarganya dari klan
Umayyah.
Tuduhan nepotisme ini dan ketidakpuasan atas kebijakan
Utsman selanjutnya mendorong terjadinya demonstrasi bersar-besaran
yang kemudian menyebabkan jatuhnya pemerintahan Utsman bin
Affan. Bahkan, demonstrasi ini pula yang menyebabkan Utsman
terbunuh secara menyedihkan. Jenazahnya baru bisa dimakamkan
setelah dua hari akibat para demonstran menghalang-halangi upaya
pemakan tersebut. Bahkan, para demonstran melarang jasad Utsman
dimakamkan di Baqi. Akhirnya jasad Utsman dimakamkan di
pemakaman Yahudi bernama Hisy Kaukab.16 (Fouda, 2012: 37)
Peristiwa pembunuhan Utsman ini tentunya sangat
menyedihkan sekali karena Utsman terbunuh oleh umat Islam sendiri.
e. Peradaban Islam Pada Masa Utsman
Peradaban Islam pada masa Utsman mengalami kemajuan yang pesat.
Utsman memperluas Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di
Madinah. Selain itu, dalam bidang militer pada masa Utsman dibentuk
angkatan laut (AL) yang memiliki armada kapal sekitar 1.700 kapal.
Kekuatan besar ini kemudian digunakan untuk mengepung
Konstantinopel. Namun, karena Utsman meninggal dunia,
pengepungan itu ditarik mundur. Selain pembangunan dalam armada
militer, Utsman juga membangun berbagai fasilitas umum, seperti jalan,
tempat persediaan air, jembatan, mesjid, wisma tamu, dan daerahdaerah pemukiman.
D. KHALIFAH ALI BIN THALIB
Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu Rasul. Ali adalah anak paman
Rasul yang paling dicintainya, yaitu Abu Thalib. Dia dilahirkan di
Mekkah pada tahun 599 M. Menurut pengikut Syiah, Ali dilahirkan di
dalam Ka‘bah. Bagi kalangan Syiah, Ali adalah orang yang paling berhak
menjadi khalifah setelah Nabi meninggal. Oleh karena itu, beberapa
kalangan Syiah tidak menyukai Abu Bakar, Umar, dan Utsman karena
mereka bertiga dianggap merebut atau mengambil hak kepemimpinan
Ali.
Ali merupakan pemeluk Islam pertama dan satu-satunya yang
menjadi sahabat Rasul yang tidak pernah memeluk agama non-Islam.
Hal itu dikarenakan dia memeluk agama Islam ketika berusia 10 tahun.
Ali tinggal bersama dengan Nabi disebabkan kemauan Nabi sendiri
yang ingin meringankan beban hidup pamannya. Ali meninggal pada
usia 63 tahun karena dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam saat
mengimami salat Subuh di mesjid Kifah. Dia menghembuskan nafas
terakhirnya pada 21 Ramadhan 40 H atau bertepatan dengan 28
Februari 661 M.
a. Pribadi dan Pengangkatannya Sebagai Khalifah
Proses pengangkatan Ali menjadi khalifah dilakukan dalam
kondisi yang kacau. Para pendemonstrasi dari Mesir masih berada di
Madinah dan menuntut segera diangkat khalifah. Jika khalifah tidak
segera diangkat, maka mereka tidak akan pergi dari Madinah. Setelah
melalui proses yang berat akhirnya Ali dibaiat menjadi khalifah. Namun
demikian, ada beberpa sahabat senior yang tidak mau membaiat Ali.
Ali sendiri pada awalnya tidak menerima diangkat menjadi
khalifah. Menurutnya para demonstran dari Mesir lah yang bertanggung
jawab dalam kematian Utsman sehingga harus mereka sendiri yang
mencari khalifah dan menyelesaikan kekacauan itu. Namun, setelah
melihat kekacauan yang semakin parah dan meluas dan desakan dari
umat Islam di Madinah akhirnya Ali menerima diangkat menjadi
khalifah.
b. Peradaban Islam Pada Masa Ali Ibn Thalib
Kematian Utsman ternyata masih menjadi masalah dalam pemerintahan
Ali. Kelompok yang tidak puas atas tindakan Ali dalam menyelesaikan
kasus kematian Ali terus melakukan perlawanan. Kelompok ini
dikomandoi oleh Muawiyah bin Abi Sufyan, keluarga Utsman.
Ketidakpuasan itu kemudian mendorong terjadinya peperangan.
Peperangan dengan Muawiyah hampir saja dimenangkan oleh Ali.
Namun, atas kecerdikan Muawiyah kemenangan yang sudah didepan
mata Ali itu berbalik menjadi kemenangan bagi Muawiyah.
Kemenangan Muawiyah itu diperoleh melalui peristiwa yang bernama
Tahkim. Akibat peristiwa ini, perpecahan dalam tubuh umat Islam
semakin parah dan terus berkembang. Kelompok pendukung Ali
kemudian dikenal dengan Syiah. Sementara itu, Muawiyah berhasil
mendirikan dinasti baru, yaitu Dinasti Umayyah.
Bibit perpecahan umat Islam telah ditanam pada masa Utsman
dan mulai menuai hasilnya pada masa Ali. Perpecahan di kalangan umat
Islam ketika itu bukanlah diakibatkan oleh akidah atau keyakinan, tetapi
disebabkan oleh politik dan kekuasaan.
BAB 6
PERSATUAN DAN PEMERINTAHAN DINASTI
UMAYYAH
A. BERDIRINYA DINASTI UMAYYAH
Dinasti Umayyah
memerintah selama ± 90 tahun (40-132 H / 661-750 M). Selama
hampir setengah abad berkuasa, Dinasti Umayyah memberikan
berbagai pengaruh bagi peradaban Islam. Pusat pemerintahan dinasti ini
terletak di Damaskus. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin
'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu
Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan
Muawiyah I.
dinasti ini berdiri dari hasil perpecahan
yang menyebabkan peperangan antara Ali dan Muawiyah. Berkat
kejeniusan Amr bin Ash, Muawiyah berhasil memenangkan peperangan
dengan Ali dan mendirikan Dinasti Umayyah.
perpecahan di kalangan umat
Islam tidak dapat dibiarkan lagi karena akan mengganggu kemajuan
umat Islam sendiri. Untuk itu dia melakukan segala hal untuk
menyatukan umat Islam.
Mereka tidak mentolerir
setiap potensi yang akan merusak persatuan umat Islam. Berkat
tindakan tegas itu maka umat Islam dapat bersatu pada masa
pemerintahan Dinasti Umayyah. Meskipun harus diakui masih ada
pemberontakan tetapi itu hanyalah pemberontakan kecil yang dengan
mudah dapat dikalahkan oleh Dinasti Umayah. Berkat persatuan umat
Islam, Dinasti Umayyah berhasil mengembangkan peradaban Islam.
B. KEBIJAKAN POLITIK DAN KONDISI SOSIAL PADA
MASA DINASTI UMAYYAH
Dinasti Umayyah sangat bersifat Arab, artinya dalam segala hal dan
segala bidang para pejabatnya berasal dari keturunan Arab murni, begitu
pula dengan corak peradaban yang dihasilkan pada masa dinasti ini.
Akan tetapi perlu diketahui bahwa Arab yang dimaksudkan di sini
bukanlah Arab setelah masa keislaman, tetapi Arab sebelum masa
keislaman.
Islam tidak pernah
mengajarkan seorang pemimpin harus dipilih dari keluarga tertentu.
Menurut Islam siapa pun orang yang memiliki potensi dan kemampuan
berhak menjadi pemimpin. Inilah yang dibuktikan oleh Nabi dan para
khulafa ar-rasyidin.
Akan tetapi, semua itu tidak berlaku pada masa Dinasti
Umayyah berkuasa. Mereka membuang jauh-jauh ajaran Islam tersebut
dan mengadopsi sistem pemerintahan non-Islam. Akibat kebijakan
Dinasti Umayyah ini muncul ketidakpuasan di kalangan umat Islam
sehingga memicu perlawanan dan pemberontakan-pemberontakan. Namun, semua perlawanan itu dapat dihancurkan termasuk
perlawanan Husain yang berakibat kepada dipenggalnya kepala Husain
oleh pasukan Yazid.
para khalifah
Umayyah menyenangi hiburan dan jamuan sosial. Di antara anggota
kerajaan yang suka mabuk-mabukan adalah Yazid. Ia bahkan mendapatkan gelar Yazid al-khumur (Yazid Arak). Selain Yazid, al-Walid
I (minum dua hari sekali), Hisyam (minum setelah salat Jumat), dan
Abd al-Malik (sekali sebulan) juga dikategorikan menyukai arak. Para
khalifah juga senang berburu, balapan kuda, sabung ayam, dan dadu.
Akan tetapi, pada masa Dinasti Umayyah ini terdapat satu
orang khalifah yang benar-benar menjalankan pemerintahan dengan adil
dan bijaksana. Ia juga dikenal sebagai sosok yang wara‘, zuhud, dan taat
kepada Allah. Khalifah tersebut adalah Umar bin Abdul Aziz. Selama
memerintah hampir 3 tahun ia berhasil membangun masyarakat dengan
adil dan bijaksana. Hasilnya masyarakat sangat menghormatinya.
C. KEJAYAAN DINASTI UMAYYAH
Dinasti ini berhasil memperluas daerah kekuasaan Islam ke berbagai
penjuru dunia, seperti Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina,
Semenanjung Arabia, Irak, sebagian kecil Asia, Persia, Afghanistan,
Pakistan, Rukhmenia, Uzbekistan, dan Kirgis. Selain keberhasilan dalam
hal perluasan wilayah, dinasti ini juga memiliki keberhasilan dalam
bidang-bidang lainnya, yaitu:
1. Pemisahan kekuasaan
Pemisahan kekuasaan antara kekuasaan agama (spiritual power)
dengan kekuasaan politik (temporal power).
2. Pembagian wilayah
Pada masa khalifah Umar bin Khattab terdapat 8 propinsi.
3. Bidang administrasi pemerintahan
Dinasti umayyah membentuk beberapa diwan (departemen)
yaitu :
a. Diwan al Rasail
b. Diwan al Kharraj
c. Diwan al Barid
d. Diwan al Khatam
e. Diwan Musghlihat
4. Organisasi keuangan
Percetakan uang dilakukan pada masa khalifah Abdul Malik ibn
Marwan
6. Organisasi Kehakiman
Kehakiman pada masa ini mempunyai dua ciri khas yaitu:
a. Seorang qadhi atau hakim memutuskan perkara dengan ijtihad.
b. Kehakiman belum terpengaruh dengan politik.
7. Bidang seni dan sastra
Ketika Walid ibn Abdul Malik berkuasa terjadi penyeragaman
bahasa
8. Bidang seni rupa
Seni ukir dan pahat yang sangat berkembang pada masa itu dan
kaligrafi sebagai motifnya.
9. Bidang arsitektur
Telah dibangunnya kubah al sakhrah di Baitul Maqdis.
D. WARISAN PERADABAN DINASTI UMAYYAH
Pada masa Dinasti Umayyah penulisan Alquran mengalami
penyempurnaan. Sebagaimana diketahui bahwa Alquran pada masa
Nabi dan Khulafa ar-Rasyidin belum memiliki tanda titik huruf dan
harakat sehingga hal itu membuat umat Islam yang non Arab kesulitan
dalam membaca Alquran. Atas perintah Ziyad bin Abiyah17 kepada Abu al-Aswad Ad-Du‘ali dibuatlah harakat akhir terhadap Alquran.
Berkat usaha dari Nasr ini umat Islam non Arab tidak lagi
kesulitan dalam membaca Alquran karena setiap hurufnya sudah bisa
dibedakan. Proses penulisan Alquran terus mengalami penyempurnaan
pada masa Dinasti Umayyah hingga Alquran menjadi seperti yang kita
lihat sekarang, yaitu memiliki titik dan baris.
E. KERUNTUHAN DINASTI UMAYYAH
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan
tumbangnya kekuasaan Dinasti Umayyah, di antaranya adalah:
1. Pengangakatan lebih dari satu putra mahkota
2. Timbulnya fanatisme kesukuan
3. Kehidupan khalifah yang melampaui batas
4. Fanatisme kearaban Bani Umayyah
5. Kebencian golongan Syi‘ah
BAB 7
KEJAYAAN DINASTI ABBASIYAH
A. BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH
Dinasti Abbasiyah berkuasa cukup lama, yaitu dari 750 M sampai 1258
M. Nama dinasti ini merujuk kepada paman Rasul, yakni al-Abbas.
Khalifah pertama dinasti Abbasiyyah adalah Abu al-Abbas (750-754),
bergelar al-saffah (Si Penjaga atau Penumpah Darah).19 Ketika pertama
kali berdiri di atas mimbar untuk melakukan pidato kemenangannya dia
berikrar, ―Allah telah mengembalikan hak kami (untuk memimpin), dan
Ia akan menutup kepemimpinan ini dengan kami sebagaimana ia
bermula. Waspadalah, karena saya adalah penjagal yang siap
menghalalkan darah siapa saja (al-safah al-mubih) dan pembalas dendam
yang siap membinasakan siapa pun juga (al-tsa’ir al-mubir)!‖ (Fouda,
2012: 159).
Dalam rentang waktu yang panjang,
dinasti ini banyak menorehkan sejarah emas bagi peradaban Islam,
tentunya sejarah kelam juga tidak dapat dihilangkan begitu saja.
B. POLITIK DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA
MASA DINASTI ABBASIYAH
Pada masa pemerintahan Abbasiyah, sistem mementingkan
suku (suku Arab) dalam pemerintahan berusaha dihilangkan. Dalam
pemerintahan, siapa pun berhak menjabat asalkan memiliki
kemampuan. Dalam hal ini khalifah juga demikian. Dinasti Abbasiyah
tidak mempermasalahkan ibu si khalifah berasal dari suku Arab atau
bukan, dari ibu yang merdeka atau dari budak. Asalkan memiliki
kemampuan maka dia berhak dipilih jadi khalifah.
Kedudukan perempuan pada masa awal pemerintahan
Abbasiyah cukup baik. Artinya, wanita dapat menikmati kebebasannya.
Pada masa ini banyak wanita yang berprestasi di berbagai bidang.
Kehidupan berbudaya dalam masyarakat Abbasiyah terungkap
dalam beberapa karya penulis abad ke-9 dan ke-10.
Dalam masyarakat Abbasiyah, minuman berakohol menjadi
semacam minuman favorit yang dapat dikonsumsi pada saat bersamasama, seperti pada pesta persahabatan, maupun pada saat sendirian.
Olahraga ruangan yang menjadi permainan favorit dalam
mengisi waktu senggang adalah catur. Adapun olahraga luar ruangan
yang banyak digemari masyarakat adalah panahan, polo, lempar
lembing, lomba pacuan kuda, dan berburu. Di sela-sela olahraga
tersebut, perjudian menambah semarak acara.
Kondisi di atas dengan jelas menunjukkan bahwa Dinasti
Abbasiyah berada dalam puncak kejayaan peradaban Islam di Timur.
Jika melihat kondisi kehidupan masyarakat ketika itu, maka kriteria
orang berbudaya pada masa Dinasti Abbasiyah bisa dikatakan sangat
maju bahkan modern. Semua kriteria itu menunjukkan bahwa
masyarakat hidup dalam kemakmuran dan kemajuan. Hal itu dikarenakan sangat sulit bagi orang yang susah atau tidak sejahtera
dapat melakukan apa-apa yang telah disebutkan di atas.
C. MASA KEEMASAN DINASTI ABBASIYAH
Masa keemasan dinasti Abbasiyah meliputi beberapa aspek, yaitu:
1. Ilmu Pengetahuan
2. Organisasi Militer
3. Wilayah Pemerintahan
4. Biro Pemerintahan
D. KERUNTUHAN DINASTI ABBASIYAH
Keruntuhan Dinasti Abbasiyah didorong oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Di antara yang menjadi faktor internal
adalah kebijakan menyewa tentara bayaran dari Turki untuk
mengamankan pemerintahan. Kebijakan itu menyebabkan keuangan
negara menjadi sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk
menggaji tentara bayaran sangat besar. Padahal pada saat itu, khalifah
sudah tidak lagi punya kekuatan untuk memaksa propinsi-propinsi
membayar pajak ke Baghdad.
Faktor internal lainnya adalah kegemaran
hidup bermewah yang dilakukan oleh para khalifah sepeninggal Harun
ar-Rasyid.
BAB 8
PERADABAN ISLAM DI SPANYOL (ANDALUSIA)
Sebelum pasukan Islam datang ke daratan Spanyol wilayah ini dikuasai
oleh Visigoth atau Gotik Barat. Mereka ini adalah suku liar yang
menghuni salah satu provinsi Kekaisaran Roma.
Visigoth menguasai Spanyol pada abad ke 5 M dengan
menaklukkan penguasa Spanyol ketika itu yaitu Suevi atau Swabian. Di
awal kekuasaannya di Spanyol, penguasa Gotik Barat berhasil membuat
masyarakat hidup aman dan teratur.
Dukungan yang diberikan
oleh masyarakat Spanyol menyebabkan mereka dapat berkuasa di
daerah ini selama 200 tahun. Akan tetapi, setelah berkuasa sekian lama,
penguasa Gotik Barat melakukan tindakan yang menyebabkan mereka
harus angkat kaki dari wilayah Spanyol
Para bangsawan dan orang-orang kaya yang dekat dengan
penguasa tenggelam dalam kehidupan berfoya-foya dan sensualitas. Hal
itu menyebabkan kebencian rakyat Spanyol terhadap penguasa Gotik
Barat.
A. PENAKLUKAN SPANYOL
Sejarah penaklukan Spanyol oleh pasukan Islam banyak menyimpan
kisah heroik yang terutama dilakoni oleh pasukan Thariq ibn Ziyad.
Sudah umum diketahui bahwa Thariq menghancurkan semua kapalkapal pasukannya untuk membakar semangat anggota pasukannya yang
dari segi jumlah kalah dibandingkan pasukan musuh.
Usaha pertama pada
saat itu sekitar bulan Juli 710 Tharif membawa sekitar 500 tentara yang
terdiri dari 100 tentara kavaleri dan 400 tentara invanteri. Di semenanjung yang
terletak di paling ujung Spanyol ini pasukan Tharif berhasil
menaklukkan pasukan musuh.
Setelah berhasil menaklukkan pasukan musuh, pasukan Tharif
kemudian mengambil rampasan perang. Setelah berhasil mendapatkan
harta rampasan perang, pasukan ini kembali ke Afrika Utara.
Pasukan Tharif
selain berhasil membawa harta rampasan perang yang sangat berharga juga berhasil membuktikan kebenaran cerita dari Julian.
Keberhasilan gemilang pasukan Tharif dan kondisi Spanyol
yang membuka peluang untuk ditaklukkan mendorong gubernur Musa
ibn Nushair mengirim Thariq ibn Ziyad dan pasukannya ke Spanyol
pada tahun 711. Thariq membawa pasukan sekitar 7000 orang, yang
sebagian besar terdiri atas orang-orang Berber
Setelah melalui pertempuran besar melawan pasukan Roderick,
pasukan Thariq berhasil meraih kemenangan. Selanjutnya, pasukan
Thariq menyapu wilayah Spanyol dengan mudah karena Spanyol sudah
tidak memiliki raja lagi. Kemenangan dalam pertempuran di Guadalete
itu menjadi kunci utama bagi kemenangan selanjutnya di wilayah
Spanyol. Thariq, dengan pasukannya yang besar, menyapu jalan
melewati Ecija menuju Toledo dan mengirimkan sejumlah pasukan ke kota-kota tetangga. Untuk mempermudah langkahnya menaklukkan
kota-kota di Spanyol, Thariq dengan pintar membagi pasukannya
menjadi tiga brigade/pasukan yang masing-masing pasukan bertugas
menaklukkan kota-kota di Spanyol.
B. KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA
Kejayaan Islam di Andalusia dapat dilihat dari berbagai sisi, di antaranya
dari sisi ilmu pengetahuan, sastra, musik, dan fisik. Dari sisi ilmu
pengetahuan, musik, dan sastra kemajuan peradaban dapat dilihat dari
banyaknya ilmuwan atau tokoh-tokoh yang berkarya di wilayah ini.
Mereka melakukan berbagai penelitian ilmiah sehingga
dapat menghasilkan karya-karya atau buku-buku yang berguna bagi
orang-orang setelahnya. Mereka juga berhasil menciptakan berbagai
penemuan baru yang sangat bermanfaat bagi ilmuwan sesudah mereka.
Ilmuwan-ilmuwan itu menjadi perintis, pelopor, dan pionir bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa. Tidak hanya itu, mereka
menancapkan pengaruh besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan Eropa.
Perempuan-perempuan juga didorong atau dianjurkan untuk
serius belajar dan mencari ilmu. Hasilnya, pada masa kejayaannya di
Spanyol Islam doktor-doktor perempuan merupakan hal yang biasa di
Kordova. Artinya doktor-doktor perempuan dengan mudah dapat
ditemukan di kota Kordova yang pada saat itu menjadi pusat
pemerintahan Emirat Umayyah di Spanyol.
bidang fisik kemajuan peradaban Islam
meninggalkan jejak yang dapat dilihat sampai saat ini. Penguasa
Umayyah membangun taman-taman indah yang sisa-sisanya masih
dapat dilihat sampai sekarang. Di antaranya yang terkenal adalah taman
Generalife (dari bahasa Arab, jannah al-arif, Surga Sang Pengawas).
Selain bangunan-bangunan tersebut, penguasa Spanyol-Islam
seperti Abdurrahman III juga membangun istana yang megah.
Sementara itu kota Kordova yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan Emirat Umayyah selain dihiasi oleh masjid megah,
jembatan besar, dan istana mewah, juga dipenuhi dengan 300 tempat
pemandian umum, 73 perpustakaan, toko buku, dan 700 masjid. Masjid Kordova juga menjadi salah satu bukti fenomenal
keberhasilan pembangunan fisik peradaban Islam di Spanyol. Masjid ini
dibangun oleh Abdurrahman ad-Dakhil, keturunan Dinasti Umayyah
yang berhasil meloloskan diri dari pembantaian Dinasti Abbasiyah.
Pada tahun 1236, Masjid Kordova dirubah
Ferdinand III menjadi katedral pada saat dia berhasil merebut kota ini.
Masjid Kordova tetap menjadi katedral sampai sekarang.
Hingga saat ini bangunan Masjid Kordova masih kokoh berdiri
dengan nama Chathedral of Cordova atau dalam bahasa Spanyol
disebut La Mezquita (masjid).
C. SUMBANGSIH ISLAM ANDALUSIA TERHADAP
KEMAJUAN BARAT
Kemajuan peradaban Islam di Andalusia memberikan pengaruh yang
besar bagi Eropa. Banyak orang Eropa yang datang ke Andalusia untuk
menuntut ilmu di Universitas Cordova. Bangsa Eropa yang sebelumnya berada dalam kondisi
kebodohan dan tahayul kemudian menjadi bangsa yang maju.
Sejarah mencatat bahwa proses awal penerjemahan karya-karya
ilmuwan Spanyol Islam ke dalam bahasa Latin dilakukan pada tahun
950 M. Pusat kegiatan penerjemahan ada di kota Sisilia. Akan tetapi
setelah tahun 1085, pusat utama dalam kegiatan penerjemahan terletak
di kota Toledo setelah kota ini berhasil dikuasai oleh penguasa Kristen
Eropa. Kegiatan penerjemahan ini mengalami puncaknya pada abad ke-
12 hingga abad ke-13 M.
memiliki kemampuan
berbahasa Arab yang baik sehingga dia memiliki kemampuan
menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab dari berbagai bidang ilmu
pengetahuan.
nerjemah-penerjemah di atas membuktikan bahwa telah
terjadi proses penerjemahan karya-karya ilmuwan Islam Spanyol ke
dalam bahasa Latin, Ibrani (Hebrew), dan bahasa-bahasa Eropa lainnya.
D. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN
adanya khalifah-khalifah yang lemah
dalam memerintah, konflik berkepanjangan dengan wilayah yang
dikuasai oleh Kristen, munculnya muluk ath-thawaif (dinasti-dinastti
kecil), kemerosotan ekonomi, dan sistem peralihan kekuasaan yang
tidak jelas.
Faktor penting yang menyebabkan kehancuran peradaban
Islam di Spanyol adalah perpecahan di kalangan internal penguasa umat
Islam. Akibat perpecahan itu tidak ada penguasa yang kuat.
Kondisi itu sangat menguntungkan penguasa Kristen yang
sejak lama berusaha merebut kembali Spanyol dari tangan Islam.
Mereka terus berusaha merongrong kekuatan penguasa Islam di
Spanyol. Pada akhirnya, kesempatan itu mereka dapatkan dan mereka
berhasil memusnahkan peradaban Islam di Spanyol untuk selamasalamanya. Hanya beberapa bukti fisik peninggalan peradaban Islam
yang dapat ditemui di Spanyol. Selebihnya, peradaban Islam yang
pernah mengharumkan dan memajukan Eropa hilang tak berbekas dari
tanah Spanyol.
BAB 9
PERANG SALIB DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PERADABAN ISLAM
A. PENYEBAB TERJADINYA PERANG SALIB
Pendapat
pertama menyatakan bahwa Perang Salib terjadi karena perintah dari
Paus Urbanus II. Perintah Paus itu muncul sebenarnya atas permintaan
kaisar Bizantium (Alexius Connenus) yang meminta bantuan kepada
Romawi karena kekuatan Islam semakin mengancam wilayah
kekuasaannya. Alexius Connenus takut
terhadap kekutan Islam dikarenakan banyak wilayah kekuasaannya yang
berhasil dikuasai oleh pasukan Islam. Bahkan, pasukan Islam setelah
berhasil menguasai daerah-daerah yang dikuasai oleh Bizantium
mencoba untuk merebut pusat kekuasaan kekaisaran Bizantium di
Konstantinopel.
Mengetahui permintaan itu, Paus Urbanus II dengan cerdik
memanfaatkannya untuk kebaikan atau keuntungan agama Katolik,
yaitu menyatukan gereja Timur dan Barat yang selama ini telah terpecah
belah. Paus memunculkan isu Palestina agar rakyat Kristen Eropa mau
berjuang melawan Islam. Bagi yang mati dalam peperangan ini menurut
Paus Urbanus II akan masuk surga, walaupun pada masa lalunya
memiliki dosa. Untuk menguatkan keyakinan rakyat Eropa
digunakanlah Salib sebagai simbol perang itu. Dengan penggunaan
simbol ini maka resmilah perang ini dinamakan dengan Perang Salib.
Pendapat kedua menyatakan bahwa Perang Salib terjadi
disebabkan oleh faktor ekonomi. Akibatnya, para pedagang Eropa mengalami kesulitan dalam melakukan
perdagangan karena ada di antara penguasa Islam yang melakukan pajak
tinggi bagi pedagang Eropa. Untuk merebut wilayah-wilayah itu
dikobarkanlah perang Salib. Untuk tujuan ini, para pedagang Eropa rela
menanggung biaya peperangan. Jadi, para pedagang Eropa bertindak
sebagai sponsor atau penyedia dana peperangan ini.
B. JALANNYA PERANG SALIB
Perang Salib
bukanlah peperangan yang sekali terjadi, tetapi Perang Salin adalah
peperangan yang berlangsung berkali-kali. Sejarawan membagi perang
Salib dalam beberapa periode, yaitu:
Periode pertama: periode penaklukan. Pada periode ini pasukan Salib
berhasil merebut Palestina (7 Juli 1099).
Periode kedua: periode reaksi Islam (1144-1192). Pada periode ini umat
Islam memberikan reaksi dengan melakukan perlawanan kepada
pasukan Salib. Pada tahun 1144, pasukan Islam berhasil merebut Allepo
dan Edessa.
Periode ketiga: periode perang kecil-kecilan (1193-1291). Disebut perang
kecil-kecilan karena dalam periode ini ekspedisi pasukan Salib tidak
melibatkan pasukan besar.
C. PERIODE SALAHUDDIN AL-AYYUBI
Perang pada masa ini berhasil merebut kembali Palestina dari
tangan pasukan Salib. Peperangan yang dipimpin Salahuddin membawa
kemenangan demi kemenangan bagi pasukan Islam. Pada tanggal 1 Juli
1187, Salahuddin berhasil merebut Tiberias setelah melakukan
peperangan selama enam hari. Palestina (Yerussalem), berhasil direbut
pada 2 Oktober 1187. Peperangan merebut kota ini memakan waktu
selama seminggu. Setelah kemengan pasukan Salahuddin, salib emas
yang berada di atas kubah Masjid al-Aqsa diturunkan dan segera seruan
azan menggantikan lonceng gereja.
Ada perbedaan perlakuan pasukan Salahuddin dan Godfrey
terhadap penduduk Palestina. Kalau pasukan Godfrey melakukan
pembantaian kepada penduduk Palestina, maka pasukan Salahuddin
melakukan sebaliknya. Penduduk Palestina dibiarkan hidup. Mereka
tetap diberikan kebebasan memeluk agama mereka dan bebas
menjalankan kehidupan sehari-harinya. Apa yang dilakukan oleh
Salahuddin ini dengan jelas menunjukkan kebijaksaan dan kesalehannya.
Dia benar-benar mentaati perintah Nabi Muhammad Saw. dalam
peperangan.
Peperangan pada periode ini (27 Agustus 1187-12 Juli
1191) dianggap sejarawan sebagai salah satu operasi militer terbesar
sepanjang Abad Pertengahan. Dikarenakan kedua pasukan memiliki
kekuatan dan semangat yang sama, maka peperangan besar ini berakhir
dengan perdamaian. Pada tanggal 2 November 1192 ditandatanganilah
perdamaian antara Islam dan Kristen. Dalam perjanjian perdamaian itu
dihasilkan kesepakatan bahwa daerah pantai menjadi milik bangsa
Eropa, sedangkan ‗daerah pedalaman‘ menjadi milik Islam.
D. IMPLIKASI PERANG SALIB TERHADAP PERADABAN
ISLAM
Peperangan ini
mengakibatkan terjadinya kontak langsung antara Barat dan Timur.
Kontak langsung ini menyebabkan terjadinya pertukaran pikiran dan
budaya antara keduanya.
Beberapa keuntungan orang Eropa dengan adanya peperangan ini
adalah perdagangan yang semakin luas, mempelajari kesenian, dan
penemuan penting, seperti kompas pelaut, kincir angin, dan lain
sebagainya.
Sementara itu, bagi Islam peperangan itu selain membuat
kehancuran fisik peradabannya, kekuasaan perdagangan di Laut Tengah
menjadi kecil karena sebagian telah dikuasai oleh orang Eropa. Akibat
perang ini, umat Islam bukannya belajar tetapi malah banyak yang
terjun ke dunia mistis sehingga untuk selanjutnya peradaban Islam
tertinggal jauh dari peradaban Barat sampai sekarang.
BAB 10
INVASI MONGOL
A. ASAL USUL BANGSA MONGOL
Asal mula bangsa Mongol adalah dari masyarakat hutan yang mendiami
Siberia dan Mongol Luar di sekitar danau Baikal dan pegunungan Altani
tepatnya di bagian barat laut Cina. Pemimpin atau Khan bangsa Mongol
yang pertama diketahui dalam sejarah adalah Yesugei (w. 1175). Dia
adalah ayah Chinggis (Chingis atau Jengis). Chinggis aslinya bernama
Temijin, seorang pandai besi yang mencuat namanya karena
perselisihan yang dimenangkannya melawan Ong Khan atau Togril,
seorang kepala suku Kereyt. Chinggis sebenarnya adalah gelar bagi
Temujin yang diberikan kepadanya oleh sidang kepala-kepala suku
Mongol yang mengangkatnya sebagai pemimpin tertinggi bangsa itu
pada tahun 1206, atau juga disebut Chingis Khan/Raya yang Agung.
Pengangkatan itu ketika dia berumur 44 tahun. Perlu diketahui juga,
bahwasannya bangsa Mongol adalah bangsa yang pemberani dan tegar
dalam berperang.
B. INVASI MONGOL SAMPAI BAGHDAD JATUH
Wilayah Arab menjadi jajahan Mongol setelah Bagdad ditaklukkan oleh
Hulagu Khan pada tahun 1258 M. Dia membentuk kerajaan II
Khaniyah yang berpusat di Tabris dan Maragha. Atas kepercayaan
Mongke Khan, Hulagu Khan ditugaskan untuk mengembalikan wilayah-wilayah Mongol di Asia Barat yang telah lepas dari kekuasan
Mongol setelah kematian Chinggis. Pada tahun 1253, dia berangkat dari
Mongolia dengan disertai pasukan yang besar untuk menunaikan tugas
itu. Atas kepercayaan saudaranya tersebut, Hulagu Khan dapat
menguasai wilayah yang luas seperti Persia, Irak, Caucasus, dan Asia
Kecil.
Sebelum menundukkan Bagdad, Hulagu Khan terlebih dahulu
menguasai pusat gerakan Syi‘ah Isma‘iliyah di Persia Utara pada tahun
1256. Pada awal tahun 1258 M, Hulagu Khan mengirimkan pasukan ke
Bagdad di bawah pimpinan dua amirnya sebagai pasukan awal sebelum
kedatangannya. Selanjutnya, pada 10 Februari 1258, pasukan yang
berkekuatan 200.000 personel dan dipimpin langsung oleh Hulagu
Khan menyerang kota Baghdad. Mereka mengepung Baghdad dari dua
arah, barat dan timur. Akhirnya, khalifah beserta 300 pejabat tinggi
negara menyerah tanpa syarat kepada Hulagu Khan. Selanjutnya Hulagu Khan bermaksud merebut Mesir. Tetapi
malang, pasukan Mamluk ternyata lebih kuat dan lebih cerdik sehingga
pasukan Mongol dapat dipukul di ‗Ain Jalut, Palestina, pada tahun 1260
sehingga mengurungkan niatnya melangkahi Mesir.
C. IMPLIKASI INVASI MONGOL TERHADAP
PERADABAN ISLAM
Dampak
negatif lebih banyak dibandingkan dengan dampak positifnya. Kehancuran tampak jelas dimana-mana, sejak dari wilayah timur hingga
ke barat. Kehancuran kota-kota dengan bangunan yang indah-indah
dan perpustakaan- perpustakaan yang mengoleksi banyak buku
memperburuk situasi ummat Islam. Pembunuhan terhadap umat Islam
terjadi, bukan hanya pada masa Hulagu Khan saja yang membunuh
khalifah Abbasiyyah dan keluarganya, tetapi pembunuhan dilakukan
juga terhadap umat Islam yang tidak berdosa. Dampak-dampak negatif di atas ternyata tidak menghilangkan
adanya dampak positif invasi Mongol.
Dampak positifnya adalah setelah para pemimpinnya memeluk agama
Islam. mereka dapat menerima dan masuk ke agama Islam?
Antara lain adalah disebabkan karena mereka berasimilasi dan bergaul
dengan masyarakat Muslim dalam jangka panjang, seperti yang
dilakukan oleh Gazan Khan (1295-1304) yang menjadikan Islam
sebagai agama resmi kerajaan, walaupun ia pada mulanya beragama
Budha.
BAB 11
ISLAM DI ASIA TENGGARA
Melalui mereka Islam masuk ke Asia Tenggara
dengan jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam
sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara. Pada abad ke-5 SM Kepulauan
Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar
ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar
Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang
Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar
pesisir.
Terdapat beberapa sarana yang mempermudah proses
masuknya Islam ke Asia Tenggara, yaitu melalui perdagangan,
perkawinan, Tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik.
A. MALAKA
Islam di Malaka berasal
dari Kesultanan Samudera Pasai. Pendiri Kesultanan Malaka adalah
Paramesywara, seorang pangeran dari Sriwijaya. Paramesywara menikah
dengan putri sultan Samudera Pasai dan kemudian masuk Islam.
Kesultanan Malaka mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Muzaffar Syah (1445-1459). Kesultanan ini runtuh ketika Portugis menyerang dan
mengalahkan Malaka pada 1511. Peninggalan sejarah Kesultanan
Malaka yang dapat disaksikan berupa mata uang yang merupakan
peninggalan dari akhir abad ke-15 dan benteng A'Farmosa yang
merupakan bukti penaklukkan Malaka oleh pasukan Portugis.
Pada zaman Muzhaffar Syah, Islam disebarkan langsung oleh
sultan sehingga Islam mengalami perkembangan pesat. Pada tahun 1511
M, Malaka dikuasai Portugis. Akibatnya, peran Malaka sebagai pusat
penyebaran Islam menjadi berkurang. Selanjutnya, Aceh menggantikan
peran Malaka sebagai pusat penyebaran Islam.
B. SARAWAK, SULU, DAN MINDANAU
Sarawak, yang terletak di Pulau Kalimantan, merupakan salah satu
wilayah Malaysia Timur. Populasi Sarawak berkisar 2.36 juta.
Masyarakat Islam di Sarawak diperkirakan berjumlah sekitar 31 % yang
mayoritasnya berasal dari kalangan bangsa Melayu dan Melanau.
Kesultanan Sulu merupakan kesultanan Islam yang terletak di
Filipina bagian selatan. Seorang sejarawan, Abhoud Syed M. Lingga, menyebutkan,
sultan pertama Sulu, Paduka Mahasari Maulana Al-Sultan Sharif UlHashim, yang memerintah tahun 1450-1480, berasal dari Sumatera.
Datangnya penjajah Spanyol pada tahun 1521 mengubah
semuanya. Perang dengan Spanyol baru mereda
pada tahun 1898, saat beralihnya kekuasaan negeri Filipina dari Spanyol ke Amerika Serikat melalui Perjanjian Paris 10 Desember 1898. Filipina
merdeka tahun 1946.
C. THAILAND DAN BIRMA (MYANMAR)
Perkembangan Islam di Thailand telah
banyak membawa peradaban-peradaban, misalnya :
1. Di Bangkok terdaftar sekitar 2000 bangunan masjid yang sangat
megah dan indah.
2. Golongan Tradisional dan golongan ortodoks telah menerbitkan
majalah Islam ―Rabittah‖.
3. Golongam modernis berhasil menerbitkan jurnal ―Al Jihad‖.
Sementara itu, generasi awal Muslim yang datang ke delta
Sungai Ayeyarwady Burma, yang terletak di pantai Tanintharyi dan di
Rakhine bermula pada abad ke 9.
Tahun 1930-an merupakan permulaan era kemelaratan dan
penindasan bagi orang-orang Islam di Myanmar. Beberapa serangan
kejam telah dilakukan terhadap Muslim pada tahun 1931 sampai 1938
dan serangan yang paling ganas serta kejam telah terjadi di Yangon dan
Mandanay. Di perkirakan dalam peristiwa tersebut sebanyak 200 orang
Muslim terbunuh akibat keganasan tentara Myanmar.
Pada tahun 1977 pemerintah
Myanmar melancarkan Operasi Raja Min yang juga dikenal dengan
Operasi Naga Min, yaitu operasi benci untuk memeriksa semua
penduduk dan mengklasifikasikan mereka kepada dua kategori, yaitu
penduduk Burma dan rakyat asing. Kondisi yang lebih parah lagi pada
tahun 1964 orang Muslim tidak dibenarkan lagi melaksanakan ibadah
haji, walaupun pada tahun 1980 kebijakan itu dicabut tetapi
perbelanjaannya sangat mahal dan terpaksa melalui berbagai prosedur
yang sangat rumit. Tahun 2015
menandai nasib tragis muslim minoritas Rohingya. Mereka terombang-ambing di lautan dalam keadaan kelaparan pada saat melarikan diri dari
Myanmar.
D. SINGAPURA
Saat ini jumlah muslim di Singapura sekitar 15 persen dari jumlah
penduduk keseluruhan (sekitar 650 ribu orang dari 3.5 juta jumlah
penduduk keseluruhan). Muslim di Singapura mayoritas berasal dari
Malaysia. Banyak kesamaan baik dalam tatacara maupun kultur
kehidupan di antara muslim di kedua negara tersebut. Namun persoalan yang sejak permulaan dirasakan dalam
perkembangan komunitas Muslim Singapura adalah kurangnya
pemimpin tradisional pribumi. Pada
abad ke-19 komunitas Muslim Singapura terbagi atas dua kategori:
Muslim-pribumi dan Muslim-migran. Muslim pribumi adalah yang sejak
awal sudah bertempat tinggal di sana. Muslim pribumi ini adalah orangorang Melayu. Kelompok ini merupakan Muslim-mayoritas. Sedang
Muslim-migran antara lain adalah berasal dari migran Bugis, Jawa,
Sumatera, Riau, Arab, dan Muslim-India. Sementara itu Sharon
Siddique membedakan antara kelompok migran yang berasal dari dalam
wilayah, yaitu Jawa, Sumatera, Sulawesi, Riau dan Bawean; dan
kelompok yang bermigrasi dari luar wilayah, yaitu Arab dan India. Dalam dua puluh tahun, antara tahun 1970 sampai tahun 1990,
menurut Sharon Siddique, telah terjadi perubahan yang dramatis atas
Muslim Melayu Singapura.
E. BRUNEI
Kesultanan Brunei Darussalam merupakan kesultanan Islam yang
terletak di Pulau Kalimantan sebelah utara. Islam pertama kali masuk ke
Brunei pada 977, dibawa saudagar Cina. Setelah raja Awang Alak
Betatar (1406-1408) masuk Islam, ia mengubah kerajaan itu menjadi
kesultanan. Kata "Darussalam" ditambahkan pada kata "Brunei" pada
abad ke-15 untuk menekankan Islam sebaga agama negara. Kesultanan
Brunei Darussalam berkembang menjadi pusat penyebaran Islam dan
perdagangan wilayah Melayu ketika Kesultanan Malaka jatuh ke tangan
Portugis. Kesultanan Brunei Darussalam pernah dikuasai Inggris pada
1888, di masa kepemimpinan Sultan Hasyim Jalilu Ageramaddin, sultan
ke-15, namun dapat meraih kemerdekaannya dari Inggris 1983.
Islam mulai berkembang dengan pesat di Kesultanan Brunei
sejak Syarif Ali diangkat menjadi Sultan ke-3 Brunei pada tahun 1425.
Sultan Syarif Ali adalah seorang Ahlul Bait dari keturunan cucu
Rasulullah SAW, Hasan, sebagaimana yang tercantum dalam Batu
Tarsilah atau prasasti dari abad ke-18 M yang terdapat di Bandar Sri
Begawan, ibu kota Brunei Darussalam Pemerintah berperan penting dalam mendorong
perkembangan Islam. Berdasarkan data statistik, penduduk
Brunei Darusalam hanya berjumlah 370 ribu orang. Sekitar 67 persen
dari total populasinya beragama Islam, Buddha 13 persen, Kristen 10
persen, dan kepercayaan lainnya sekitar 10 persen.
BAB 12
ISLAM DI NUSANTARA
A. TEORI KEDATANGAN ISLAM DI NUSANTRA
Terdapat beberapa teori mengenai kedatangan Islam di Nusantara, yaitu:
1) Gujarad (India). Penganut teori ini
mendasarkan teorinya dengan bukti-bukti di bawah ini:
Batu nisan di Indonesia sama dengan di India.
Jalan dagang India-Indonesia lebih ramai.
2) Arab.
3) Persia. Penganut teori ini mendasarkan teorinya dengan
bukti-bukti di bawah ini:
Adanya upacara Tabut (peringatan kematian Hasan
dan Husein) di Pariaman dan Bengkulu.
Nama daerah ‖Leran‖ merupakan nama suku di
Persia.
Di Persia ada tulisan ‖Pegon‖ yang merupakan tulisan
Jawa.
4) Cina. Penganut teori ini mendasarkan teorinya dengan
bukti-bukti di bawah ini:
Gedung Batu di semarang (masjid gaya Cina).
Beberapa makam Cina muslim.
Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan Cina
B. SEJARAH AWAL MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA
Masuknya Islam ke Nusantara dapat dibagi ke dalam tiga gelombang,
yaitu:
Gelombang pertama pada abad ke 1 H/7 M. Gelombang kedua pada abad ke
6 H/13 M. Gelombang ketiga pada abad ke 9 H/16 M.
C. Perkembangan Peradaban Islam Sebelum Kemerdekaan
Perkembangan peradaban Islam sebelum masa kemerdekaan
menunjukkan kejayaan yang membanggakan. Pada masa ini, banyak
kerajaan-kerajaan besar yang menggunakan Islam sebagai pedoman
dalam kehidupan kerajaan. Namun demikian, kerajaan-kerajaan Islam tidak ada yang
menguasai kepulauan Nusantara secara keseluruhan. Tidak adanya kerajaan Islam yang menguasai secara total
kepulauan Nusantara mengakibatkan tidak adanya pengaruh Islam dalam perpolitikan di Indonesia.
D. ISLAM PADA MASA REVOLUSI (1945-1949)
Pada masa revolusi, perjuangan Islam diarahkan guna melawan
kembalinya Belanda. Namun demikian, umat Islam juga tidak
melupakan penegakan kehidupan bernegara yang baik. Untuk merealisasikan tujuan-tujuan di atas dibentuklah partai
politik Masjumi. Masjumi dibentuk dalam Muktamar Islam Indonesia di
Gedung Madrasah Mu‘allimin Muhammadiyah, Yogyakarta, tanggal 7-8
November 1945. Dalam muktamar tersebut diputuskan bahwa Masjumi
adalah satu-satunya partai politik Islam di Indonesia, dan Masjumi lah
yang akan memperjuangkan nasib politik umat Islam Indonesia.
Dengan keputusan ini, keberadaan partai politik Islam yang lain tidak
diakui. Dengan adanya satu partai politik Islam diharapkan cita-cita
Islam menjadi mudah untuk direalisasikan. (Jamil, 2010: 67). Partai ini dianggap sebagai partai yang terbesar di Republik
Indonesia, walaupun sampai terselenggaranya pemilihan umum hal ini
hanya dapat menjadi anggapan belaka, karena pada pemilihan umum
1955, Masjumi hanya berhasil meraih posisi kedua di bawah PNI. Pada masa ini pulalah sejarah mencatat peranan Masjumi,
sekurang-kurangnya tokoh-tokohnya, dalam penyelesaian revolusi,
terutama dari masa aksi militer Belanda kedua sampai pada penyerahan
kedaulatan.
E. ISLAM PADA MASA DEMOKRASI PARLEMENTER
(1950-1959)
Pada masa Demokrasi Parlementer, golongan Islam mencoba
memunculkan kembali gagasan negara Islam yang sempat tertunda
dikarenakan revolusi yang terjadi di Indonesia. Seperti pada masa
sebelum kemerdekaan (masa sidang BPUPKI), perjuangan golongan
Islam ini mendapat penentangan keras dari kalangan nasionalis sekuler
yang mendukung Pancasila sebagai negara. Karena kebuntuan yang dialami oleh sidang Konstituante,
maka pada tanggal 2 Maret 1959, Perdana Menteri Djuanda
mengemukakan kepada parlemen pemikiran untuk kembali ke UUD
1945. Ide yang sama juga dikemukakan oleh Presiden Soekarno kepada
Konstituante di Bandung pada 22 April 1959. (Kusuma & Khairul,
2008: xiv). Jawaban dari pemerintah itu tentu saja tidak memuaskan
kalangan Islam. Maka ketua Fraksi Islam di Konstituante, yang saat itu
dijabat oleh KH Masjkur dari NU, mengemukakan mosi agar ketujuh
kata tersebut di atas dapat masuk lagi dalam mukaddimah UUD 1945.
Pada malam hari tanggal 1 Juni 1959 diadakan pemungutan suara
dengan hasil 201 suara mendukung mosi Masjkur dan 265 suara
menolak, dengan anggota yang hadir sebanyak 470 orang. (Nasution,
1995: 400-401)
Dikarenakan kebuntuan di Konstituante tidak kunjung
terpecahkan, maka pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno
mengeluarkan dekrit yang membubarkan Konstituante dan menetapkan
kembali secara resmi UUD 1945 sebagai undang-undang dasar negara.
F. ISLAM PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN (1960-
1965)
Pada tahun 1957, partai Islam Masjumi bukan saja tambah renggang
dan asing dari Soekarno tetapi juga tambah bertentangan secara
konfrontatif dengan Presiden. Perjuangan Masjumi dalam mempertahankan prinsipnya akhirnya
berakhir pada tanggal 17 Agustus 1960 pukul 5.20 pagi. Saat itu
pimpinan pusat Masjumi menerima surat dari Direktur Kabinet
Presiden yang mengemukakan bahwa Masjumi harus dibubarkan. Dalam waktu 30 hari sesudah tanggal keputusan ini, yaitu 17 Agustus 1960, pimpinan partai Masjumi harus menyatakan partainya bubar. Pembubaran ini harus diberitahukan kepada Presiden secepatnya. Kalau
tidak, partai Masjumi akan diumumkan sebagai ―partai terlarang‖.
Kurang dari sebulan kemudian, yaitu tanggal 13 September, pimpinan
pusat Masjumi menyatakan partainya bubar. (Noer, 1987: 387). Sebagai dukungan partai-partai Islam itu kepada Soekarno
maka mereka mendapatkan jatah kursi dalam pemerintahan. Dalam
kabinet Djuanda (1957-1959) NU mendapat 4 kursi dan PSII 1 kursi
dan dalam kabinet tahun 1959 jumlah menteri NU dan PSII menjadi 3.
Selanjutnya kabinet Soekarno itu mengalami beberapa kali reshuffle dan
masing-masing partai Islam tersebut juga mengalami pasang surut
dalam posisinya di kabinet.
G. ISLAM PADA MASA ORDE BARU
Pada masa awal pemerintahan Orde Baru muncul harapan baru di
kalangan umat Islam bahwa mereka dapat berperan aktif dalam politik. Pada
permulaan Juni 1966, organisasi-organisasi Islam, seperti
Muhammadiyah dan NU, secara terbuka mulai menganjurkan
perehabilitasian Masjumi. Dalam surat yang dikirimkan Soeharto
kepada Prawoto Mangkusasmito pada 6 Januari 1967, sebagai balasan
surat Prawoto Mangkusasmito pada 22 Desember 1966 mengenai
keberatan terhadap status pembubaran Masjumi, dinyatakan bahwa
Soeharto berdasarkan alasan yuridis, ketatanegaraan, dan psikologis
menolak rehabilitasi Masjumi. Berangkat dari kenyataan itu, Soeharto tetap berusaha
mengakomodasi tuntutan rehabilitasi Masjumi. Maka pada bulan Mei
1967, Soeharto menyatakan bahwa pemerintah tidak berkeberatan
terhadap pembentukan partai berbasis massa eks-Masjumi. Peristiwa politik lainnya yang menunjukkan upaya serius
kalangan Islam untuk merealisasikan cita-cita politiknya adalah usaha
pengakuan Piagam Jakarta sebagai dasar negara. Untuk merealisasikan
cita-cita ini, pada tahun-tahun 1968 dan 1969, partai-partai Islam
menyelenggarakan ―Hari Peringatan Piagam Jakarta‖ yang
diselenggarakan setiap tanggal 22 Juni. Pada Sidang MPRS, 25-28 Maret 1968, pemimpin politik Islam
berusaha keras memasukkan Piagam Jakarta ke dalam agenda keputusan
Sidang Umum MPRS 1968 Komisi II. Soeharto kemudian
menegaskan dalam Kongres Veteran pada April 1968 bahwa dia tidak
bersedia melaksanakan usul-usul dasar yang tidak ditetapkan resmi oleh
MPRS. (Cahyono, 1992: 73-74)
H. ISLAM PADA MASA REFORMASI
Setelah rezim Orde Baru runtuh pada tahun 1998 kembali muncul
harapan baru bagi Islam di kancah perpolitikan Indonesia.Umat Islam
seakan berlomba-lomba mendirikan partai Islam. Total ada 48 partai
baru yang mengikuti pemilu tahun 1999, termasuk di dalamnya partaipartai Islam. Keadaan politik umat Islam berbanding terbalik dengan
keadaan pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, dan lainnya. Pada era
reformasi pendidikan umat Islam mengalami kemajuan yang pesat.
Demikian pula dalam bidang lainnya. Hal itu terlihat dari banyaknya
tokoh-tokoh Islam yang menjadi pemimpin di negeri ini, seperti
menjadi menteri, gubernur, bupati, walikota, dan lain sebagainya.
BAB 13
DINASTI SYAFAWI DAN DINASTI MUGHAL
A. DINASTI SYAFAWI
Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di
daerah Ardabil kota Azerbaijan. (Holt dkk, 1970: 394) Tarekat ini
bernama Safawiyah sesuai dengan nama pendirinya Safi al-Din, salah
satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam, Musa al-Kazim. Pada
awalnya tarekat ini bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan
pada akhirnya memerangi orang-orang ahli bid'ah. (Hamka, 1981: 79)
Tarekat ini menjadi semakin penting setelah ia mengubah bentuk
tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi
gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan
Anatolia. Dalam perkembangannya, tarekat Safawiyah sangat fanatik
terhadap ajaran-ajarannya. Hal ini ditandai dengan kuatnya keinginan
mereka untuk berkuasa karena dengan berkuasa mereka dapat
menjalankan ajaran agama yang telah mereka yakini, ajaran Syi'ah.
Karena itu, lama kelamaan murid-murid tarekat Safawiyah menjadi
tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan dan menentang setiap
orang yang bermazhab selain Syiah.
Bermula dari prajurit akhirnya mereka memasuki Dunia
perpolitikan pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460 M). Tahun 1459 M, Juneid mencoba merebut Ardabil tapi gagal.
Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi pasukan yang
dipimpinnya dihadang oleh tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam
pertempuran tersebut. Peperangan antara dua kerajaan besar
Islam ini terjadi beberapa kali pada masa pemerintahan Tahmasp I
(1524-1576 M), Ismail II (1576-1577 M) dan Muhammad Khudabanda
(1577-1567M). Pada masa tiga raja tersebut kerajaan Safawi mengalami
kelemahan. Hal ini di karenakan sering terjadinya peperangan melawan
kerajaan Usmani yang lebih kuat, juga sering terjadi pertentangan antara
kelompok dari dalam kerajaan Safawi sendiri.
a. Kondisi Politik dan Sosial Dinasti Syafawi
Kondisi kerajaan Safawi yang memprihatinkan itu baru bisa
diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta (1588-
1628 M). Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan
kerajaan Safawi. Ia berhasil mengatasi gejolak politik dalam
negeri yang mengganggu stabilitas negara dan sekaligus berhasil
merebut kembali beberapa wilayah kekuasaan yang pernah
direbut oleh kerajaan lain seperti Tabriz, Sirwan dan sebagainya
yang sebelumnya lepas direbut oleh kerajaan Usmani.
b. Kondisi Seni Arsitektur
Kemajuan bidang seni arsitektur ditandai dengan berdirinya
sejumlah bangunan megah yang memperindah Isfahan sebagai
ibu kota kerajaan ini.
c. Kondisi Ekonomi
Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan
atas kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah
menjadi Bandar Abbas.
d. Kondisi Ilmu Pengetahuan
Sepanjang sejarah Islam Persia di kenal sebagai bangsa yang
telah berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan.
e. Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Safawi
Sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi
adalah:
1. Adanya konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan
Usmani.
2. Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian
pemimpin kerajaaan Safawi, yang juga ikut mempercepat
proses kehancuran kerajaan ini.
3. Pasukan ghulam (budak-budak) yang dibentuk Abbas I
ternyata tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi
seperti semangat Qizilbash.
4. Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan
kekuasaan dikalangan keluarga istana.
B. DINASTI MUGHAL
Kerajaan Mughal merupakan salah satu warisan peradaban Islam di
India. Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk
sebuah imperium India muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa
antara warisan bangsa Persia dan bangsa India.
a. Kelahiran Dinasti Mughal
Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan Timur
Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza adalah penguasa Farghana, sedang
ibunya keturunan Jenghis Khan. Ayahnya bernama Umar Mirza,
penguasa Ferghana. Menurut Abu Su'ud, Timur Lenk pernah ke India
pada tahun 1399, namun karena iklim yang tidak cocok ia akhirnya
meninggalkan India. Babur berhasil
menaklukkan Punjab pada tahun 1525. Kemudian pada tahun 1526,
dalam pertempuran di Panipat, Babur memperoleh kemenangan dari
tangan Ibrahim Lodi. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur
di kota Delhi, maka berdirilah Kerajaan Mughal di India pada tahun
1526 M.
b. Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Mughal
1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
a. Perluasan wilayah dan konsolidasi kekuatan.
b. Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala
komandan), sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan).
c. Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul).
d. Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis
bagi kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan
politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar
Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India.
e. Wilayah imperium juga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan
distrik yang dikelola oleh seorang yang dipimpin oleh pejabat
pemerintahan pusat untuk mengamankan pengumpulan pajak dan
untuk mencegah penyalahgunaan oleh kaum petani.
2. Bidang Ekonomi
a. Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
b. Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk
mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani.
c. Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa
propinsi utama pada imperium ini.
d. Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang.
3. Bidang Agama
a. Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal
mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar
memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep
Din-i-Ilahi.
b. Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap
pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung
disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari
kasta rendah yang merasa disiasiakan dan dikutuk oleh golongan
Arya Hindu yang angkuh.
c. Pada masa ini juga dibentuk sejumlah badan keagamaan
berdasarkan persekutuan terhadap mazhab hukum, thariqat Sufi,
persekutuan terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan wali individual.
Mereka terdiri dari warga Sunni dan Syi'i.
d. Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam
atau upaya kodifikasi hukum Islam yang dinamakan fattawa
alamgiri.
4. Bidang Seni dan Budaya
a. Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang
mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi,
seorang penyair istana.
b. Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur.
c. Taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang
harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.
c. Keruntuhan Dinasti Mughal
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal
mundur dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M
yaitu:
a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi
militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau
oleh kekuatan maritim Mughal.
b. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik,
yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
c. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau "kasar" dalam
melak¬sanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya,
sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh sultan¬-
sultan sesudahnya.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orangorang lemah dalam bidang kepemimpinan.
BAB 14
DINASTI UTSMANI (OTTOMAN)
A. ASAL USUL DINASTI UTSMANI
Nama Usmani diambil dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka
yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu
Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah
(Hamka, 1975: 205). Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis
dalam legenda dan sejarah sebelum tahun 1300 M. Dinasti ini berasal
dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan daerah
utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke
Turkistan, Persia, dan Irak. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10
ketika menetap di Asia Tengah (Bosworth, 1993: 163). Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan
dari Mongol, akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari
perlindungan kepada saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki
Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil (Hasan, 1989: 324-325). Ertoghrul meninggal Dunia tahun 1289. Usman memerintah antara
tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali
menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan
Alaudin terbunuh. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai
Padisyah al-Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M setapak
demi setapak wilayah kerajaan diperluas.
B. PUNCAK KEGEMILANGAN DINASTI UTSMANI
Dinasti Usmani atau Ottoman mencapai puncak kejayaan pada masa
Muhammad II (1451- 1484 M).
Kemajuan dan perkembangan wilayah
kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh
kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting,
di antaranya :
1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
3. Bidang Keagamaan
C. KERUNTUHAN DINASTI UTSMANI
Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman alQanuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi
setelah Sultan Sulaiman meninggal di antaranya perebutan kekuasaan
antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Selain faktor di atas, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan
kerajaan Usmani mengalami kemunduran, diantaranya adalah :
1. Wilayah Kekuasaan yang sangat luas
2. Heterogenitas Penduduk
3. Kelemahan para penguasa
4. Budaya pungli
5. Pemberontakan Tentara Jenissari
6. Merosotnya ekonomi
7. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi
8. Harem
BAB 15
PERKEMBANGAN ISLAM DI NEGARA-NEGARA MODERN
A. TURKI
Secara geografis Turki terletak di dua benua, yaitu Benua Asia dan
Eropa. Dengan luas wilayah sekitar 814.578 kilometer persegi, 97%
(790.200 km persegi) wilayahnya terletak di benua Asia dan sisanya
sekitar 3% (24.378 km persegi) terletak di benua Eropa. Sejak zaman kekaisaran
Ottoman menguasai Turki pada tahun 1400-an pemeluk Islam di Turki
semakin banyak. Kini sekitar 99.8% penduduk Turki adalah Muslim.
Kebanyakan Muslim di Turki adalah Sunni dengan 70-80%, sisanya
adalah Alevis dan Syiah dengan 20-30%. Ada juga pengikut Imam Dua
Belas (Itsna Asy‘ariyah) sebanyak 3%. Selain terkenal sebagai pusat kebudayaan arsitektur Islam yang maju dan
modern dan juga pintu gerbang menuju Eropa, Turki dari abad ke-6 SM
terkenal sebagai negara yang maju yang di mulai dari era Hellenic, Hellenistic, Roman, Byzantine, Seljuk, dan Ottoman Empire. Pada tahun 1919-1923 terjadi Revolusi Turki di bawah
pimpinan Mustafa Kemal. Turki mulai menyadari bahwa masyarakat Eropa
tidak bisa sepenuhnya menerima mereka karena identitas keislaman
mereka. Rakyat Turki bukanlah orang Eropa. Oleh karena itu, mereka
mulai berani mengambil sikap tegas terhadap Uni Eropa dengan
membela kepentingan-kepentingan Islam. Turki merupakan salah satu
negara yang paling vokal mendukung kemerdekaan Palestina.
B. MESIR
Islam masuk ke wilayah Mesir pada tahun 628 M. Pada saat itu,
Rasulullah mengirim surat pada Gubernur Mukaukis—yang berada di
bawah kekuasaan Romawi—mengajak masuk Islam. Pada tahun 639 M,
ketika Islam di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab, 3000 pasukan
Amr bin Ash memasuki Mesir dan kemudian diperkuat pasukan Zubair
bin Awwam berkekuatan 4000 orang. Mukaukis didukung gereja Kopti
menandatangani perjanjian damai. Sejak itu, Mesir menjadi wilayah
kekuasaan pihak Islam. Di masa kekuasaan Dinasti Umayyah dan
Dinasti Abbasiyah, Mesir menjadi salah satu provinsi. Mesir baru menjadi pusat kekuasaan pada akhir abad ke-10 M. Dia menamai
kekhalifahan itu Fathimiah—nama putri Rasul yang menurunkan para
pemimpin Syi‘ah, Fatimah. Pada masa kekuasaannya (953-975), Muiz
menugasi panglima perangnya, Jawhar al-Siqili, untuk membangun ibu
kota Kairo. Kota ini dibangun di dataran tepi Sungai Nil. Khalifah Muiz
membangun Masjid Besar Al-Azhar (dari ―al-Zahra‖, nama panggilan Fatimah) yang dirampungkan pada 17 Ramadhan 359 H, 970 Masehi. Muiz dan para penggantinya, Aziz Billah (975-996) dan Hakim
Biamrillah (996-1021) sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Di masa tersebut, Ibnu Yunus (wafat 1009) menemukan sistem
pendulum pengukur waktu yang menjadi dasar arloji mekanik saat ini.
Lalu Hasan ibn Haitham menemukan penjelasan fenomena ―melihat‖. Pada 564 H atau 1167 M,
Salahuddin Al-Ayyubi mengambil alih kekuasaan Fathimiyah. Pada
1250—delapan tahun sebelum Baghdad diratakan dengan tanah oleh
Hulagu Khan—kekuasaan diambil alih oleh kalangan keturunan Turki,
pegawai Istana keturunan para budak (Mamluk). Di Ain Jalut,
Palestina, pada 13 September 1260 mereka berhasil mengalahkan
pasukan Mongol itu. Baybars (1260-1277) dianggap menjadi peletak
pondasi Dinasti Mamluk yang sesungguhnya.
C. SAUDI ARABIA
Nama Saudi berasal dari kata nama keluarga Raja Abdul Aziz, yaitu asSa'ud. Pada tanggal 23 September 1932, Abdul Aziz bin Abdurrahman
as-Sa'ud—dikenal juga dengan sebutan Ibnu Sa‗ud—
memproklamasikan berdirinya Kerajaan Arab Saudi atau Saudi Arabia
(al-Mamlakah al-‘Arabiyah as-Su‘udiyah) dengan menyatukan wilayah
Riyadh, Najd (Nejed), Ha-a, Asir, dan Hijaz. Abdul Aziz kemudian
menjadi raja pertama pada kerajaan tersebut. Arab Saudi adalah negara tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW serta tumbuh dan
berkembangnya agama Islam. Sekitar 15% dari warga Saudi
Arabia adalah Muslim Syiah, yang sebagian besar tinggal di Provinsi
Timur, dengan konsentrasi terbesar di Qatif, Al-Ahsa, dan Dammam,
konsentrasi besar ditemukan di Najran, di samping sebuah minoritas
kecil di Madinah.
D. IRAN
Iran memiliki sejarah besar dan panjang. Sebelum berada dalam
kekuasaan Islam, Iran merupakan salah satu pusat peradaban dunia.
Iran atau Persia adalah sebuah negara Timur Tengah yang terletak di
Asia Barat Daya. Meski di dalam negeri negara ini telah dikenal sebagai
Iran sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran masih dipanggil Persia
di dunia Barat. Pada tahun 1959, Mohammad Reza Shah Pahlavi
mengumumkan bahwa kedua istilah tersebut boleh digunakan. Nama
Iran adalah sebuah kognat perkataan "Arya" yang berarti "Tanah
Bangsa Arya". Etnik mayoritas ialah etnik Persia (51% dari rakyatnya,) dan
70% rakyatnya adalah bangsa Iran, keturunan orang Arya. Modernisasi Iran yang bermula pada abad ke-19, membangkitkan keinginan untuk berubah dari orang-orang Persia. Ini menyebabkan
terjadinya Revolusi Konstitusi Persia pada tahun 1905 hingga 1911.
Pada tahun 1921, Reza Khan (juga dikenal sebagai Reza Shah)
mengambil alih tahta melalui perebutan kekuasaan dari Qajar yang
semakin lemah Pada Perang Dunia II, tentara Inggris dan Uni Soviet
menyerang Iran dari 25 Agustus hingga 17 September 1941, untuk
menggagas infrastruktur penggalian minyak Iran. Puncak ketidakjelasan hubungan itu terjadi ketika mahasiswa-mahasiswa Iran menyerang
kedutaan Amerika pada 4 November 1979, atas alasan kedutaan itu
menjadi pusat intelijen Amerika.
E. EROPA
Pertumbuhan agama Islam di Eropa sekarang cukup mengembirakan,
walaupun sedikit mengalami ―ganggauan‖ pasca peristiwa 11
September. Namun, karena kegigihan para mubaligh dalam berdakwah
sehingga dalam perkembangannya agama Islam semakin baik dalam
kualitas maupun kuantitasnya. Apalagi setelah Paus Paulus II membuka
dialog antar umat beragama, Islam menjadi lebih dikenal di Eropa.
Di Spanyol pada tahun 1975 sekelompok pemuda masuk
Islam, mereka mendirikan masyarakat muslim di Cordova. Kemudian
pada tahun 1978 mereka dapat melaksanakan Shalat Idul Adha di
Kathedtral (bekas masjid) setelah memohon izin Uskup Cordoba
Monseigneur Infantes Floredo. Tanggal 14 oktober 1983 di kota
Redderkerk dibangun sebuah masjid yang dapat menampung 500
jamaah dilengkapi ruang diskusi, ruang tamu, tempat wudhu, dan lain
sebagainya. Beberapa organisasi
Islam yang ada di Inggris.
1. The Islamic Council of Europe (Majlis Islam Eropa) berfungsi
sebagai pengawas kebudayaan Eropa.
2. The Union of Moslem Organization( Persatuan Organisasi
Islam Inggris)
3. The Asociation of British Moslems (Perhimpunan Muslim
Inggris)
4. Islamic Fondation dan Moslem Institute. Keduanya bergerak di
bidang penelitian, beranggotakan orang-orang Inggris dan
imigran
Sementara itu, di Roma yang merupakan negerinya agama
Katolik perkembangan Islam tidak seperti negara-negara Eropa lainnya.
Meskipun demikian, sejak tahun 1984 umat Islam berhasil meletakkan
batu pertama pembangunan masjid di taman Morst Antene di Pariali,
yakni suatu daerah yang tertib di roma. Meskipun demikian, tantangan-tantangan yang dihadapi
muslim di Eropa cukup berat.
F. AMERIKA
Kapan Islam mulai masuk ke Amerika sampai saat ini masih menjadi
bahan perdebatan sejarawan. Menurut Profesor Sulayman Nyang, ketua
Departemen Studi Afrika di Universitas Howard di Washington, Islam
masuk ke Amerika jauh sebelum kedatangan Christopher Columbus.
Menurutnya Muslim datang ke negara ini selama zaman Mansa Musa,
Raja Mali di Afrika Barat yang mengungkapkan perjalanan Islam ke
Dunia Baru. Tahap berikutnya dalam sejarah Islam, menurut Nyang,
adalah periode perdagangan budak, gelombang imigran dari Timur
Tengah, Yugoslavia dan Asia Tenggara, dan dipeluknya Islam oleh
orang-orang Amerika, apakah itu orang kulit putih, kulit hitam, orang
Amerika asli, atau pun Latin. Adapun menurut sebagian sejarawan, sejarah Islam di Amerika
Serikat bermula sekitar abad ke 16, di mana Estevánico dari Azamor
adalah Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Menurut Lembaga Survey Pew pada tahun 2007, dua pertiga
Muslim di AS adalah keturunan asing. Di antara mereka telah
bermigrasi ke AS sejak tahun 1990. Sedangkan sepertiga dari Muslim
AS adalah penduduk asli yang beralih ke Islam, dan keturunan Afro
Amerika. Pada tahun 2005, menurut New York Times, lebih banyak
lagi orang dari negara-negara Muslim yang menjadi penduduk AS
hampir 96.000 setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya. Terdapat banyak organisasi Islam di AS, di antaranya adalah:
American Society of Muslims (ASM atau Masyarakat Muslim
Amerika), pengganti Nation of Islam, yang lebih dikenal
sebagai Black Muslim.
Islamic Society of North America (ISNA atau Masyarakat
Islam Amerika Utara).
Islamic Circle of North America (ICNA atau Lingkaran Islam
Amerika Utara).
Islamic Supreme Council of America (ISCA atau Dewan
Tertinggi Muslim Amerika) mewakili banyak Muslim AS.
Islamic Assembly of North America (IANA Himpunan Islam
Amerika Utara), adalah suatu organisasi Muslim terkemuka di
AS.
Muslim Students' Association (MSA atau Asosiasi Pelajarpelajar Muslim), adalah suatu kelompok yang diperuntukkan
bagi pelajar Islam di perguruan tinggi Kanada dan Amerika
Serikat.
Islamic Information Center (IIC atau Pusat Informasi Islam)
adalah organisasi yang dibentuk untuk memberi informasi
kepada publik, sebagian besar melalui media, seputar Islam dan
umat Muslim.
Serangan 11 Sepetember 2001 ke gedung WTC dan Pentagon
adalah bencana bagi AS dan umat Muslim sedunia. Pemerintah AS juga menjatuhkan hukuman terhadap
tentaranya di Afganistan yang ketahuan melakukan penghinaan
terhadap Alquran. Selain itu, kebiasaan merayakan Idul Fitri di Gedung
Putih sudah mulai dilakukan sejak era Presiden Bill Clinton. Pada
kesempatan perayaan itu, presiden ikut serta merayakan Idul Fitri
dengan mengundang tokoh-tokoh umat Islam di AS. Inilah salah satu
upaya AS mendekatkan diri kepada komunitas Islam.
Komentar
Posting Komentar